Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Sebut Tulisan CNBC Tendesius, Giring Opini Negatif

Kementan Sebut Tulisan CNBC Tendesius, Giring Opini Negatif Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri menyayangkan analisis Tim Riset CNBC Indonesia tentang kondisi perberasan selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dinilai mengalami perlambatan.

Kuntoro menilai tulisan tersebut sangat tendensius dan berusaha menggiring opini negatif, mengingat pembangunan pertanian justru sebaliknya. Selama lima tahun terakhir menunjukkan hasil positif.

"CNBC harus memahami kode etik jurnalistik dalam menyajikan berita. Pakailah data dan informasi yang utuh agar tidak salah menganalisis. Jangan gunakan berita untuk mem-framing pada isu tertentu dan menggiring opini sesat," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2019).

Baca Juga: Impor Beras atau Tidak, Gunakan Indikator Harga

"Analisis yang salah dan disampaikan ke publik akan merugikan masyarakat, apalagi berita tersebut tanpa konfirmasi langsung ke pihak yang terkait dengan isu dimaksud (Kementan)," pungkas Kuntoro.

Sebelumnya, Tim Riset CNBC menyatakan bahwa produk domestri bruto (PDB) tanaman pangan tercatat minus alias terkontraksi. PDB tak pernah meningkat, bahkan saat pertumbuhan ekonomi mencapai 5,17% di 2018, PDB tanaman hanya tumbuh 1,48%.

Hasil analisis tersebut dituangkan dalam tulisan berjudul "Dear Pak Jokowi, 5 Tahun ke Depan Kita Makan Apa?" yang terbit pada 22 April 2019.

Baca Juga: Tenang... 5 Tahun ke Depan Kita Tetap Makan Beras, Kata Kementan

Menanggapi analisis yang dinilainya dangkal tersebut, Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Bambang Sugiarto menegaskan bahwa kondisi perberasan Indonesia lima tahun ke depan tetap dijamin tersedia. Bahkan, beras selalu tersedia lebih dari cukup sepanjang waktu.

Menurutnya, Kementan terus memastikan  bahwa tahun depan dan tahun berikutnya Indonesia tetap makan beras produksi dalam negeri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: