Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akan Debut Saham, Driver Uber Justru Akan Mogok Narik, Kenapa?

Akan Debut Saham, Driver Uber Justru Akan Mogok Narik, Kenapa? Kredit Foto: Tech Crunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menyambut debut saham Uber di bursa yang diperkirakan akan terjadi pada Jumat (10/5/2019), mitra pengemudi perusahaan itu berencana mogok kerja pada Rabu (8/5/2019). Informasi tersebut dilaporkan oleh TechCrunch (7/5/2019).

Asosiasi Pekerja Taksi New York (NYTWA) menyerukan agar pengemudi Amerika Serikat untuk bergabung dengan pengemudi London menonaktifkan akun Uber dan Lyft sementara waktu pada 8 Mei antara pukul 7 dan 9 pagi.

"Dalam pengajuan IPO, pengemudi (Uber) karena mereka berencana untuk memotong pendapatan kami dan menghentikan insentif," kata anggota NYTWA, Sonam Lama dalam keterangan resmi.

Baca Juga: Mudik Jakarta-Semarang Via Tol, Gubernur Ganjar: Sekitar Rp370 Ribu

Para mitra pengemudi itu meminta Uber untuk menjawab permintaan mereka, bukan investor. Mereka pun meminta eksploitasi pekerja harus dihentikan.

“Kami tidak ingin upah kami tetap minimum.  Kami ingin Uber menjawab kami, bukan kepada investor," ujar Lama.

Di San Francisco, pengemudi mengorganisir protes di markas besar Uber diikuti dengan menutup aplikasi selama 12 jam.  Dalam kesemparan lainnya, juru bicara Uber mengatakan driver merupakan inti dari layanannya.

"Pengemudi adalah jantung dari layanan kami - kami tidak dapat berhasil tanpa mereka - dan ribuan orang datang ke kantor di Uber setiap hari dengan fokus pada bagaimana membuat pengalaman mereka lebih baik, di dalam dan di luar jalan," kata juru bicara Uber. 

Karena itu, perusahaan sebelumnya mengatakan akan memberikan akses ke pendapatan yang lebih konsisten, perlindungan asuransi, atau pendidikan sarjana yang didanai oleh Uber. Untuk poin terakhir dapat diberikan kepada mitra atau keluarganya.

"Kami akan terus bekerja untuk meningkatkan pengalaman untuk dan dengan pengemudi," kata sang jubir.

Di sisi lain, mitra pengemudi Lyft juga mogok kerja di San Francisco dan San Diego.  Sementara beberapa pengemudi ingin menjadi karyawan W-2 dan yang lain tidak keberatan menjadi 1099 kontraktor independen, pengemudi ini bersatu untuk menginginkan upah yang lebih tinggi, kebijakan transparan seputar upah, kiat, rincian tarif dan tarif jarak tempuh, manfaat, dan suara.

"Sulit untuk melihat perusahaan ini menghasilkan banyak uang ketika Anda memiliki perumahan yang tidak aman atau tidak yakin Anda dapat membuat sewa atau membayar tagihan medis," kata Penyelenggara Gig Workers Rising, Shona Clarkson.

Juru bicara Lyft mengklaim, penghasilan per jam pengemudi mereka meningkat dalam dua tahun terakhir. Total yang mereka hasilkan di platform itu bernilai lebih dari US$10 miliar.

"Rata-rata, driver Lyft menghasilkan lebih dari US$20 per jam. Kami tahu bahwa akses ke penghasilan tambahan yang fleksibel membuat perbedaan besar bagi jutaan orang, dan kami terus berupaya meningkatkan cara terbaik kami melayani komunitas pengemudi kami," kata dia.

 Baca Juga: Saham Lyft Anjlok Pasca-IPO, Uber Ikut Turunkan Target Valuasinya?

Sebagai bagian dari IPO masing-masing, baik Uber dan Lyft menawarkan beberapa bonus kepada pengemudi, tetapi tidak seberapa bila dibandingkan dengan yang akan diterima oleh eksekutif.  Lyft, misalnya, menawarkan bonus sebesar US$10.000 ke beberapa driver. Demikian pula, Uber menawarkan bonus hingga US$40 ribu le beberapa pengemudi.

"Pengemudi yang saya kenal yang ditawari kesepakatan dari Lyft sebelum IPO merasa sangat tersinggung dan marah karenanya," kata Clarkson. 

"Kedua perusahaan hanya melakukan banyak pencitraan untuk membuatnya tampak seperti mereka memperlakukan pengemudi dengan baik."

Uber memberi harga IPO antara US$44 hingga US$50 per saham, menargetkan penilaian hingga US$84 miliar. Lyft menetapkan kisaran US$62 hingga US$68 untuk IPO-nya, berupaya mengumpulkan hingga US$2,1 miliar. Sejak debutnya di Nasdaq, saham Lyft telah menderita setelah meroket hampir 10% pada hari pertama.  Saham Lyft saat ini diperdagangkan di kisaran US$60 per saham.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: