Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampak Buruk Perang Dagang AS vs China Versi Warren Buffett

Dampak Buruk Perang Dagang AS vs China Versi Warren Buffett Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlangsung hingga saat ini. Investor legendaris asal AS, Warren Buffett berpendapat mengenai hal itu. Dampak buruk dari perang dagang ini ungkapnya akan dirasakan oleh seluruh dunia.

Buffett berbicara setelah Presiden AS Donald Trump mengunggah tweet pada Minggu (5/5/2019) bahwa dia akan menaikkan tarif untuk US$200 miliar produk impor asal China hingga 25% dari 10% mulai Jumat (10/5/2019) dan menerapkan tarif 25% pada US$325 miliar produk asal China yang belum terkena pajak.

Bursa saham global segera anjlok kemarin sebagai respon atas tweet Trump yang muncul menjelang perundingan dagang yang dijadwalkan pekan ini. “Itu respon rasional,” kata Buffett pada televisi CNBC.

Baca Juga: Gerebek Isi Dompet Warren Buffett!

Konglomerat Berkshire Hathaway Inc yang dipimpin Buffett memiliki atau berinvestasi di banyak perusahaan yang berbisnis di China, termasuk Apple Inc dengan saham senilai lebih dari US$50 miliar.

“Jika kita benar-benar memiliki perang dagang maka ini akan buruk bagi seluruh dunia,” tutur Buffett.

Menurut dia, perang dagang skala penuh mungkin tak akan terjadi tapi akan buruk bagi semua perusahaan yang dimiliki Berkshire. Buffett menjelaskan, tidak masuk akal bagi para investor untuk menjual saham berdasarkan berita utama di media massa dan isu AS-China tak akan mempengaruhi operasional perusahaannya.

“Kami akan membeli saham yang sama hari ini seperti yang kami beli pekan lalu,” papar Buffett.

Trump menjelaskan dalam tweet kemarin bahwa AS selama beberapa tahun kehilangan USD600 miliar hingga US$800 miliar per tahun dalam perdagangan. “Dengan China kita kehilangan US$500 miliar. Maaf kami tidak akan melakukan itu lagi!” tweet Trump.

Baca Juga: Perang Dagang Muncul Lagi, Saham Asia Kompak Berguguran

Buffett menyatakan berbicara keras sebelum negosiasi dagang dapat dipahami. Menurut dia, “Bagi beberapa orang, teknik terbaik adalah bertindak setengah gila tapi itu tidak efektif untuk mengguncang kepala Anda pertama kali dan kemudian mengguncang jari Anda kemudian.”

Ia menambahkan, ancaman Trump itu diarahkan pada Presiden China Xi Jinping. “Anda berbicara tentang dua kepribadian yang sangat terbiasa dengan cara mereka berpolitik dan berbicara tentang bagaimana mereka akan dipersepsi di negara mereka sendiri terkait perilaku mereka. Ini menjadi sangat rumit,” tutur dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: