Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kembangkan Produk, Indofarma Kurangi Produksi Obat Generik

Kembangkan Produk, Indofarma Kurangi Produksi Obat Generik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) perusahaan BUMN di bidang farmasi ini berencana untuk terus mengembangkan portofolio produk dan bisnisnya. Untuk itu, perseroan pun tengah menjajaki 9 kerjasama bisnis aliansi strategis bersama mitra internasional yang dimulai sejak tahun 2018. 

 

Pihak Indofarma pun telah melakukan beberapa pembahasan dengan calon mitra dalam menjalankan 9 kerjasama bisnis aliansi strategis bersama mitra internasional yang terdiri dari 4 Joint Operation dan 5 Joint Venture

 

Direktur Keuangan Indofarma, Herry Triyatno mengatakan bahwa Perseroan ingin mengubah porofolio bisnisnya sehingga obat generik akan berkurang menjadi 60% dan non generik menjadi 40%. 

 

“Generik akan jadi 60% dan 40% lain-lain, ada 9 project yang kita harapkan untuk menopang yang 40% tadi,” ucapnya, di Jakarta, Selasa (7/5/2019). 

 

Baca Juga: Tumbuh Melambat, Indofarma Raih Pendapatan Rp136 Miliar

 

Menurut Herry, saat ini produk generik perseroan saat ini masih sebesar 90% dan non generik 10%. Agar merubah portofolio maka perseroan akan membuat bisnis baru dengan masuk ke produk komestik, mesin dan alat kesehatan, barang habis pakai, BBO/BBOT, PMT (anti stunting). 

 

“Saat ini generic masih 90%, dalam dua tahun ditargetkan jadi 60%. Industri farmasi tidak bisa cepat, kita punya insiasi baru bisa kita pasarkan 2 tahun di market mungkin nanti mungkin obat obatan. Kita mencoba perlatan medis, vaksin ada hal lain yang menopang penjualan dan marjin,” terangnya. 

 

Baca Juga: Indofarma Angkat Direktur Kimia Farma Jadi Dirut

 

Adapun, 9 kerjasama yang dilakukan perseroan yakni pertama peralatan medis elektromanikal. Join operation Agreement (JOA) telah ditandatangani pada November 2018 dan diharapkan komersial pada Juli 2019. Pabrik yang berlokasi di kawasan eksisten Indofarma ini akan memproduksi medical waste autoclave.

 

Kedua, Rapid diagnostic test. JOA akan ditandatangani pada Juli 2019 dan diharapkan komersial pada Januari 2019. Fasilitas produksi ini berada di kawasan eksisting Indofarma. 

 

Ketiga, Silkworm Cocoon extract. JOA akan ditandatangani pada Maret 2019 dan komersial sekitar Maret 2020. Produksi extract ini berada di kawasan eksisting Indofarma. 

 

Keempat, Disposable medical equipment. Joint venture agreement (JVA) telah ditandatangani pada Desember 2018, groundbreaking akan dilakukan pada Juni 2019, dan produksi komersial sekitar Juni 2020. Pembangunan fasilitas produksi bahan medis habis pakai berlokasi di kawasan eksisting Indofarma.

 

Baca Juga: Meski Penjualan Turun, Rugi Indofarma Menipis

 

Kelima, Kosmetik. JVA telah ditandatangani pada Juni 2018, groundbreaking bakal diwujudkan pada Agustus 2019, serta produksi komersial sekitar Agustus 2020. Pembangunan fasilitas produksi kosmetik ini berlokasi di pabrik eksisting Indofarma.

 

Keenam, Large volume parental. JVA akan ditandatangani pada April 2019, groundbreaking sekitar Oktober 2019, serta produksi komersial pada Oktober 2020. Pembangunan fasilitas produksi infus di lahan milik PTPN IX, dan Indofarma hanya sebagai distribusi marketing. 

 

Ketujuh, Active pharmaceutical ingrediants. Penandatangan JVA dilakukan pada Maret 2019, groundbreaking sekitar Desember 2019, dan berproduksi komersial pada Desember 2020. Pembangunan fasilitas produksi bahan baku aktif farmasi ini berlokasi di kawasan eksisting Indofarma.

 

Kedelapan, Oncology produk. JOA akan ditandatangani pada Juni 2019 dan berproduksi komersial pada September 2021. Produksi oncology injectable product ini berada di fasilitas produksi steril eksisting Indofarma. 

 

Dan kesembilan, Pharmacheutical Machinery. JVA akan ditandatangani oleh Januari 2019, groundbreaking pada November 2019, serta produksi komersial pada November 2020. Pembangunan fasilitas produksi pharmacheutical machinery berada di blok plan group 2 (kawasan eksisting Indofarma). Pada tahun ini, perseroan juga telah menganggarkan belanja modal sebesar Rp83 miliar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: