Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indofarma Berharap Bisa Cetak Untung Tahun Ini

Indofarma Berharap Bisa Cetak Untung Tahun Ini Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) pada tahun ini berharap bisa mencetak untung atau laba bersih sebesar Rp6 miliar. Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan rugi bersih yang diderita perseroan di tahun 2018 lalu yang sebesar Rp32,73 miliar. 

 

Direktur Keuangan Indofarma, Herry Triyatno mengungkapkan jika pada tahun ini BUMN farmasi ini mengincar pertumbuhan pendapatan sebesar 13% dari Rp1,59 triliun menjadi Rp1,74 triliun. 

 

“Di 2019 botom line gak banyak-banyak, Rp6 miliar aja,” katanya, di Jakarta, Selasa (7/5/2019). 

 

Baca Juga: Kembangkan Produk, Indofarma Kurangi Produksi Obat Generik

 

Lebih lanjut Ia menuturkan jika untuk mencapai target, perseroan pun akan melakukan pengembangan portofolio produk dan bisnis. Dimana, saat ini INAF tengah menjajaki 9 kerjasama bisnis aliansi strategis bersama mitra internasional yang dimulai sejak tahun 2018. 

 

“Kalau beratnya sama, yang jelas perbaikan portofolio harus dilakukan, kalau itu jadi mudah-mudahan berikan gambaran yang baik. Tapi kalau bicara industri farmasi tidak bisa cepat, harus membangun, perizinan juga lama, kita harus piloting juga, baru kita terjun ke pasar,” jelasnya. 

 

Baca Juga: Tumbuh Melambat, Indofarma Raih Pendapatan Rp136 Miliar

 

Herry Triyatno mengungkapkan, Perseroan ingin mengubah porofolio bisnisnya sehingga produksi obat generik akan berkurang menjadi 60% dan menaikan produksi obat non generik menjadi 40%. 

 

“Generik akan jadi 60% dan 40% lain-lain, ada 9 project yang kita harapkan untuk menopang yang 40% tadi,” ucapnya. 

 

Menurut Herry, saat ini produk generik perseroan saat ini masih sebesar 90% dan non generik 10%. Agar merubah portofolio maka perseroan akan membuat bisnis baru dengan masuk ke produk komestik, mesin dan alat kesehatan, barang habis pakai, BBO/BBOT, PMT (anti stunting). 

 

“Saat ini generic masih 90%, dalam dua tahun ditargetkan jadi 60%. Industri farmasi tidak bisa cepat, kita punya insiasi baru bisa kita pasarkan 2 tahun di market mungkin nanti mungkin obat obatan. Kita mencoba perlatan medis, vaksin ada hal lain yang menopang penjualan dan marjin,” tandasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: