Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Startup Vietnam Jadi Incaran Investor Indonesia

Startup Vietnam Jadi Incaran Investor Indonesia Kredit Foto: Unsplash/Mimi Thian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raditya Pramana selaku Partner dari Venturra Discovery, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tidak hanya mengincar pembiayaan startup tahap awal di Indonesia saja, tetapi juga memantau kawasan Vietnam sebagai regional pembiayaan yang dianggapnya sangat potensial.

“Kondisi perkembangan startup Vietnam saat ini mirip dengan Indonesia empat atau lima tahun lalu, di mana perkembangan ekosistemnya dibarengi minat investasi dan pertumbuhan talenta yang signifikan," ungkap Raditya seperti dikutip dari Techinasia.com.

Ia optimis Vietnam bisa menjadi magnet investasi startup berikutnya, dilihat dari berbagai faktor yang sangat mendukung seperti iklim pendirian usahanya yang positif, perkembangan produk yang tidak kalah bagus, dan terakhir cost pembiayaan yang murah.

Baca Juga: Tenang, Startup Indonesia Tidak Pernah Kehabisan Investor

“Saat ini kita memantau potensi pasar di sana, dan kami nantinya tidak menutup kemungkinan untuk terlibat dalam satu atau dua pendanaan bagi startup asal Vietnam,” kata Raditya.

Ia juga menjelaskan, Vietnam saat ini merupakan salah satu negara dengan perkembangan ekosistem startup paling potensial di kawasan Asia Tenggara. Hal ini tampak dari jumlah pendanaan yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.

Jumlah total pembiayaan untuk semua startup di Vietnam awalnya berkisar di angka US$6 juta (sekitar Rp72 miliar) pada tahun 2013. Namun, lima tahun kemudian pada 2018, startup di kawasan ini telah menghimpun pendanaan hingga US$193 juta (sekitar Rp2,7 triliun), berkat kesepakatan dengan sejumlah korporat besar di negara ini. Namun, sektor digital di Indonesia tetap menjadi fokus utama.

Raditya menjelaskan bahwa Indonesia tetap menjadi fokus bagi kegiatan investasi Venturra Discovery. Menurutnya, masih ada banyak hal yang masih bisa dieksplorasi oleh pelaku startup di Indonesia, terutama dalam hal efisiensi dan pengelolaan sistem yang sebelumnya sangat konvensional, vertikal layanan kesehatan contohnya.

Baca Juga: Wow, Startup Ini Hanya Gunakan Driver Wanita untuk Layanan Antar-Jemputnya

“Banyak hal yang bisa dieksplor di ranah kesehatan, kita tidak hanya membicarakan pemesanan dokter saja, tetapi juga elemen lain yang bisa dioptimalkan seperti layanan asuransi, farmasi, dan sebagainya. Kita tidak melakukan disrupsi di sini, tetapi berkolaborasi dengan pelaku yang sudah ada sebelumnya," jelas Raditya.

Selain itu, ia juga optimis terhadap peluang investasi fintech di masa mendatang, terutama bagi pelaku di luar kebutuhan kredit konsumen dan UKM. Menurutnya, dua hingga tiga tahun ke depan, fintech akan menjadi hal yang sudah lumrah dijumpai masyarakat dan mereka tidak lagi ragu untuk mengonversikan uang kekayaan.

“Dengan pengadopsian yang ada, orang nantinya terbiasa dengan inklusi keuangan digital, saya pikir mereka tidak akan ragu untuk menggunakan layanan keuangan digital ini untuk hal produktif seperti investasi, asuransi mikro, dan sebagainya. Itu akan menjadi perkembangan yang sangat menarik bagi kita,” tutup Raditya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: