Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Berpeluang Jadi Negara Ekonomi Terkuat, Tapi....

Indonesia Berpeluang Jadi Negara Ekonomi Terkuat, Tapi.... Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan Indonesia memiliki peluang besar untuk masuk lima besar negara ekonomi terkuat di dunia. Bahkan berpeluang empat besar negara ekonomi terkuat pada 2045.

Meski begitu, masih banyak persoalan dan berbagai tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh pemerintah. "Jangan dipikir kita biasa-biasa saja tahu-tahu masuk ke 4 besar ekonomi terkuat dunia, ke 5 besar ekonomi terkuat. Nggak ada seperti itu. Rumus seperti itu nggak ada," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Menurut Jokowi, persoalan pertama yang harus diselesaikan yakni pemerataan infrastruktur. Karenanya meminta kepala daerah agar segera mengkoneksikan infrastruktur yang telah terbangun dengan kawasan industri, kawasan wisata, pusat produksi pertanian, dan berbagai lokasi produksi lainnya di masing-masing daerah.

Baca Juga: Soal People Power, Tim Jokowi Sepakat Usulan Wiranto

"Artinya apa? Kalau jalan gedenya sudah, jalan tengah jalan kecilnya disambungkan ke sana, secepat-cepatnya. Karena tanpa itu, tidak ada daerah yang bisa menikmati pertumbuhan ekonomi," katanya.

Persoalan kedua yakni penyerdehanaan kelembagaan dan juga perizinan. Pemerintah pusat maupun di daerah harus dipangkas. Sehingga tak menyulitkan para investor saat mengurus perizinan.

"Lembaga-lembaga yang tidak kita perlukan, yang tidak efisien, yang tidak memberikan kontribusi yang real kepada negara, kalau saya tutup, hapus. Banyak-banyakin biaya," jelasnya.

Ia berpendapat, semakin sederhana birokrasi dan struktur kelembagaan pemerintah maka akan membuat negara juga semakin cepat untuk bergerak maju.

Baca Juga: Prabowo-Sandi Hanya Disisakan 8 Persen Suara di Bali, Sisanya Jokowi-Ma'ruf

Persoalan ketiga yakni pembangunan SDM yang mana menjadi fokus utama pemerintah saat ini. Berdasarkan data terakhir yang diterima, 51 persen jumlah tenaga kerja Indonesia merupakan lulusan SD. Karena itu, pada tahun ini pemerintah akan menyelenggarakan pelatihan secara besar-besaran untuk meningkatkan ketrampilan SDM Indonesia.

"Upskilling atau reskilling harus dilakukan besar-besaran," imbuhnya.

Selain itu, juga meminta agar dilakukan link and match antara siswa kejuruan khusus dengan industri yang ada. Sehingga tenaga kerja yang ada pun dapat terserap.

"Zaman sekarang sudah masuk digital ekonomi, SMK kita masih jurusannya jurusan bangunan. Sudah 50 tahun lebih jurusan bangunan. Siapkan SDM kita untuk hal-hal yang baru," tutupnya.

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: