Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Palestina: Ramadan di Tengah Dentuman Bom dan Potongan Mayat

Palestina: Ramadan di Tengah Dentuman Bom dan Potongan Mayat Kredit Foto: Reuters/Mohamad Torokman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah dua hari dibombardir tanpa henti oleh Israel, Senin (6/5/2019) kemarin, Muslim Gaza, Palestina kini memulai puasa mereka di tengah ancaman tembakan roket yang bisa menyerang mereka kapanpun.

Hari pertama Ramadan di Gaza jauh berbeda dengan Indonesia atau negara mayoritas Muslim lain yang diawali dengan suka ria. Di Gaza, yang terlihat hanya ada kesuraman, rumah-rumah runtuh, dan jasad yang terbunuh tentara Israel.

Di sebuah rumah sakit terbesar di Gaza, Shifa, setidaknya ada 21 warga Palestina yang meninggal, sebelum sempat bertemu Ramadan Karim. Keluarga yang selamat berbondong-bondong datang untuk memakamkan saudara mereka dan mengantarnya dengan doa.

Sementara itu, para petugas sedang berusaha menyambungkan kembali tali-tali kehidupan di Palestina. Saluran telepon yang hancur akibat bom, serta menara-menara yang runtuh dan menyisahkan puing yang berserakan di tanah.

Baca Juga: Mari Berdoa, Israel Akan Invasi Darat ke Gaza, Palestina

Di sisi lain, militer Israel mengklaim bahwa tank dan pesawat tempur mereka telah berhasil melumpuhkan setidaknya 350 pejuang Hamas dan target Jihad Islam di Gaza, termasuk terowongan lintas perbatasan, kamp pelatihan militan serta tempat-tempat yang digunakan untuk menyimpan senjata.

Seorang juru bicara militer Israel juga mengatakan bahwa kelompok-kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam telah menembakkan sekitar 690 roket ke Israel, dan menewaskan empat warga sipil Israel.

Di lingkungan Sheikh Zayed di Gaza utara, setidaknya enam orang meninggal akibat serangan udara yang ditembakkan Israel. Empat apartemen hancur berkeping-keping, dan setidaknya 600 unit rumah rusak parah.

"Saya belum pernah melihat gambar yang mengerikan dalam hidup saya daripada yang saya lihat kemarin. Saya melihat tubuh yang tak utuh, tubuh yang terbakar," kata Ziyad Hammash (60 tahun) yang tinggal di gedung di seberang jalan.

Sumayya Usruf mengatakan, suaminya, sepupu dan bayinya yang baru berusia empat tahun meninggal dunia akibat tertimpa runtuhan apartemen.

"Ini Ramadan yang sangat sulit. Kami tidak akan dapat menikmatinya dengan meriah," kata dia.

Saat Usruf berbicara, belasan lelaki mondar-mandir membawa tubuh ke dalam ambulans yang berisi peti mati berisi daging dan bagian tubuh.

Israel menuduh Hamas yang berkuasa di Gaza berusaha menekannya agar melonggarkan pembatasan pergerakan orang dan barang keluar dari Gaza. Di Tepi Barat, Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh berjanji akan mengirim bantuan kemanusiaan dan makanan ke Gaza.

Baca Juga: Bulan Ramadan, Israel Terus Luncurkan Serangan Udara ke Palestina

"Putaran ini sudah berakhir tetapi saya khawatir yang lain akan segera dimulai. Kami bercita-cita untuk suatu hari ketika tidak ada yang akan terjadi," kata Adel Mohammad Ali yang berusia 55 tahun pada satu pemakaman kerabatnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: