Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS-China Tak Melulu Panas, Rupiah Selamat dari Nasib Nahas!

AS-China Tak Melulu Panas, Rupiah Selamat dari Nasib Nahas! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terhitung sejak akhir pekan ini, Jumat (10/05/2019), Trump memberlakukan tarif bea masuk baru kepada produk asal China. Tarif baru tersebut dipatok lebih tinggi, yaitu dari sebelumnya 10% menjadi 25% untuk produk asal China dengan nilai US$200 miliar. 

Adapun beberapa produk yang terimbas dari kenaikan tersebut, yaitu produk elektronik, suku cadang kendaraan bermotor, produk penyedot debut, dan bahan bangunan.

Bersamaan dengan penetapan tarif baru itu, Wakil Perdana Menteri China, Liu He, bertandang ke Washington untuk melanjutkan negosiasi dagang dengan Kepala Perwakilan Dagang AS dan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin.

Baca Juga: Sayang Seribu Sayang! Dibuka Menguat, Eh Rupiah Jatuh Lagi!

Kendati China mengancam akan memberlakukan kebijakan serupa dengan AS (menaikkan tarif bea masuk), investor global masih optimis keduanya akan mencapai damai dagang melalui iktikad baik perwakilan China yang bertandang ke AS. 

Optimisme tersebut berdampak positif bagi aset-aset berisiko berbasis keuangan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Rupiah tentu saja diuntungkan atas hal tersebut. Buktinya, kini koreksi yang sempat diterima rupiah berbalik menjadi apresiasi. 

Baca Juga: AS Geram ke China, Rupiah Jadi Sasaran!

Hingga pukul 15.10 WIB, rupiah berbalik menguat 0,05% ke level Rp14.343 per dolar AS. Bukan hanya itu, rupiah juga berhasil selamat dari nasib nahas yang dialami sebelumnya dengan terapresiasi 0,10% terhadap poundsterling. 

Prestasi pun ditorehkan rupiah di hadapan mata uang Asia. Rupiah kini unggul 0,23% terhadap ringgit, unggul 0,07 terhadap yen, dan unggul 0,06% terhadap dolar Taiwan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: