Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebutuhan Uang selama Ramadan dan Idulfitri 2019 Diperkiraan Capai Rp217,1 Triliun

Kebutuhan Uang selama Ramadan dan Idulfitri 2019 Diperkiraan Capai Rp217,1 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan uang kartal pada periode Ramadan dan Idulfitri 1440 H atau tahun ini sebesar Rp217,1 triliun. Angka ini tumbuh 13,5% (yoy) dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp191,3 triliun.

"Kenaikan ini dalam rangka mengantisipasi kebutuhan pada libur panjang serta kenaikan gaji dan pembayaran THR ASN maupun pegawai swasta," Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi di Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Dari total Rp217,1 triliun, diperkirakan sebanyak Rp197,2 triliun merupakan uang pecahan besar (UPB) dan sisanya Rp19,9 triliun merupakan uang pecahan kecil (UPK).

"Kenaikan kebutuhan uang (outflow) pada periode tahun ini diprakirakan terjadi di seluruh satker kas dengan outflow tertinggi di daerah Jabodetabek sebesar Rp51,5 triliun," papar Rosmaya.

Dia mengungkapkan, melayani kebutuhan uang kartal di masyarakat, BI menyiapkan strategi pemenuhan uang rupiah melalui kebijakan distribusi uang dan layanan kas yang prima.

Baca Juga: Berantas JPU, BI Siapkan 2.900 Titik Penukaran Uang

"Strategi tersebut dapat dilihat dari dua aspek yaitu strategi internal dan strategi eksternal," ucapnya.

Dari sisi internal BI berkomitmen untuk mengoptimalkan pengolahan uang di seluruh satker kas, menjaga ketersediaan kas secara nasional dan melakukan distribusi uang serta layanan kas di seluruh wilayah NKRI, mengoptimalkan peran kas titipan dan kas keliling dalam melakukan distribusi uang, dan memperkuat komunikasi yang efektif terkait kesiapan BI menghadapi Ramadan dan Idulfitri 1440 H.

Sedangkan dari sisi eksternal, BI melakukan langkah-langkah untuk memperluas titik penukaran melalui kerja sama perbankan di titik keramaian, mengintensifkan kerja sama dengan penyedia jasa transportasi, mengimbau perbankan untuk mengoptimalkan pengolahan uang dan menjaga ketersediaan ATM dengan kualitas yang baik.

"BI mendorong masyarakat menukarkan uangnya di lokasi penukaran resmi untuk mencegah risiko uang palsu dan untuk menjaga kualitas uang," sebut Rosmaya.

Baca Juga: Mandiri Siapkan Rp54,9 Triliun Hadapi Ramadan dan Idulfitri 2019

Masyarakat juga diimbau agar selalu memperhatikan ciri keaslian rupiah dengan "dilihat, diraba, dan diterawang", serta cara merawat rupiah dengan lima jangan: jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan Diremas, dan jangan dibasahi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: