Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua Menteri Jokowi Gagal ke Senayan

Dua Menteri Jokowi Gagal ke Senayan Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hasil Pleno KPUD Kota Bekasi dan Kota Depok, sebanyak dua menteri Joko Widodo (Jokowi) tumbang di Daerah Pemilihan (Dapil) 'neraka' Jawa Barat VI. Kedua menteri yang gagal melenggang ke Senayan yakni, Lukman Hakim Saifuddin yang juga Menteri Agama (PPP) dan Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan (PKB).

Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengatakan banyaknya pesohor yang melaju ke Senayan harus menjadi warning bagi siapa pun yang ingin nyaleg. Yakni, harus lebih gencar lagi turun ke masyarakat.

“Kalau Pak Hanif dan Pak Lukman gagal, tidak terlalu mengejutkan. Namanya perjuangan, bisa kalah dan bisa menang. Tetapi ini menjadi refleksi dan evaluasi bagi siapapun caleg nanti,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (11/5/2019).

Baca Juga: Rekapitulasi Nasional, Jokowi Menang di Gorontalo

Bila caleg siapa pun mereka baik pesohor atau bukan, kalau tidak turun ke masyarakat makan berisiko untuk tidak dipilih. Popularitas seorang caleg tidak menjamin elektabilitas para petahana di atas angin.

“Karena itu, ke depan, siapa pun yang jadi caleg, dia harus turun sejak awal agar dikenal masyarakat sehingga masyarakat merasakan jabatan yang mereka emban,” imbuhnya.

“Selama caleg tidak turun, masyarakat tidak mengenal mereka walaupun incumbent,” sambungnya.

Baca Juga: Sah! Bukan Cuma Jatim, Jokowi-Ma'ruf Juga Unggul di Kalteng

Ia menjelaskan, kegagalan Hanif dan Lukman karena mereka menggunakan cara lama dalam berkampanye. Mereka mengganggap Pileg 2019 sama dengan 2014, dan baru turun kampanye di ujung pemilu.

“Caleg yang kampanyenya di ujung atau menjelang pemilu, mereka ini tidak siap menghadapi pileg. Biasanya incumbent atau caleg baru yang lolos ke Senayan itu adalah mereka turun 3 tahun sebelumnya,” katanya.

Turun ke masyarakat dan melakukan pendekatan emosional merupakan hal penting untuk dilakukan. Mengingat sistem pemilu yang tertutup, membuat pileg tenggelam dalam pemberitaan dibandingkan pilpres. Hal tersebut berdampak masyarakat tak banyak mengenal caleg yang akhirnya mereka tak memiliki refrensi untuk memilih.

“Bisa jadi, caleg incumbent yang gagal ini tidak turun ke dapil sehingga masyarakat pun tidak pernah merasakan apa programnya,” tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: