Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Forum G20, Amran Bilang Pembangunan Pertanian Butuh Peran Petani Kecil dan Anak Muda

Di Forum G20, Amran Bilang Pembangunan Pertanian Butuh Peran Petani Kecil dan Anak Muda Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya kesetaraan akses bagi petani kecil dalam pemanfaatan teknologi dan inovasi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Langkah ini perlu dilakukan sebagai dukungan pada pembangunan sektor pertanian.

"Kita juga perlu perbaikan pada FVCs (Global Food Value Chains) dalam rangka peningkatan efisensi dan mendorong kesejahteraan petani," kata Amran dalam paparannya di Pertemuan Tingkat Menteri Pertanian Negara G20 di Niigata, Jepang, Minggu (12/4/2019).

Menurut dia, forum G20 sudah seharusnya memberikan perhatian yang lebih besar kepada petani kecil dan generasi muda agar mereka mau terjun langsung ke sektor pertanian. Bagian ini, kata dia, adalah program strategis Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan kewirausahaan pemuda tani.

"Anak muda dan digitalisasi perlu diperhatikan supaya sektor pertanian terus memiliki inovasi dalam rantai nilai pangan (FVC)," jelas Amran dalam siaran berita yang diterima di Jakarta.

Amran menekankan, seluruh delegasi juga perlu berkolaborasi untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan pencapaian SDGs dengan memperhatikan kesepakatan global pada rencana aksi United Nations Decade of Family Farming 2018-2028.

Baca Juga: Mejeng di Posisi 5 Besar Dunia, Kementan Klaim PDB Pertanian RI Meningkat Tajam

Dalam hal ini, kata dia, Indonesia memberikan masukan untuk tetap memperhatikan kesetaraan isu fair trade negara-negara G20, terutama yang menyangkut pencapaian rantai nilai pangan (FVC).

Beberapa usulan di antaranya berhasil masuk rumusan utama dalam deklarasi akhir yang dibacakan pada saat penutupan pertemuan. Namun di sisi lain, Amran menyayangkan ketidakjelasan kesepakatan forum G20 dalam menyikapi food loss dan food waste. Pandangan ini rupanya mendapat respons baik dan dipaparkan lebih luas oleh banyak kalangan, termasuk dari Bank Dunia.

"Saya berharap ke depan dari setiap kesepakatan yang ada, dibuat road map implementasi sebagai pedoman bagi negara anggota dalam menyusun rencana yang lebih spesifik sesuai kondisi dan kepentingan negara anggota," katanya.

Untuk diketahui, pertemuan Agricultural Ministers Meeting merupakan kelanjutan dari pertemuan Agriculture Deputies Meeting G20 yang dilaksanakan pada Maret 2019 di Tokyo. Sementata pertemuan AMM G20 di Niigata Jepang ini diikuti oleh 16 menteri pertanian perwakilan dari negara-negara anggota G20. Empat di antaranya adalah perwakilan undangan, yakni dari Spanyol, Singapura, Thailand, Chili, dan Belanda.

Selain para Menteri, forum ini juga dihadiri direktur jenderal dan perwakilan lembaga internasional ERIA, OECD, FAO, WTO, IFAD, IFFRI, World Bank, dan PARM.

Baca Juga: Keren! Kemajuan Pertanian Indonesia Mampu Hipnotis Anggota Forum G20

Adapun isu utama yang menjadi bahasan penting dalam pertemuan ini antara lain; Innovation toward future sustainability of the agro-food sector, Food Value Chains toward inclusive growth of the agro-food sector dan Knowledge exchange to address global issues.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: