Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Cuma karena Tarif Tiket Turun, Saham Garuda Tergelincir karena . . .

Bukan Cuma karena Tarif Tiket Turun, Saham Garuda Tergelincir karena . . . Kredit Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda) menjadi yang paling disoroti perihal mahalnya tarif tiket pesawat akhir-akhir ini. 

Hingga pukul 11.27 WIB di perdagangan Selasa (14/05/2019), harga saham Garuda bertengger di level Rp402 per saham, jatuh 1,95% dari harga pembukaan yang dibanderol Rp410 per saham. 

Koreksi atas saham Garuda tidak sekali ini saja terjadi. Kemarin, saham emiten dengan sandi GIAA ini tergelincir 5,09%. Jika diakumulasikan, dalam sebulan terakhir, saham Garuda sudah terkoreksi 7,80%.

Baca Juga: Tiket Pesawat Mau Turun, Garuda Bakal Tunduk

Wacana penurunan harga tiket pesawat diklaim sebagai penyebab utama tergelincirnya saham Garuda. Terlebih lagi, mulai Rabu (15/05/2019) esok, pemerintah resmi menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat dengan kisaran 12% hingga 16%. 

Analis Valbury Sekuritas, Suryo Narpati, mengungkapkan bahwa peraturan tersebut akan berpengaruh terhadap neraca keuangan Garuda, khususnya pada pos pendapatan sehingga wajar jika investor mengamati betul pergerakan demi pergerakan saham Garuda. 

"Naik atau turunnya proyeksi pendapatan yang akan datang memengaruhi valuasi saham emiten tersebut sehingga hal ini yang akan berpotensi membuat saham ini bergerak volatile," imbuh Suryo seperti dikutip dari CNNIndonesia.com. 

Baca Juga: Tarif Batas Atas Turun, Rute Kecil di Ujung Tanduk?

Kendati demikian, penurunan TBA bukan menjadi satu-satunya penyebab amblasnya harga saham Garuda. Pasalnya, saat ini pasar investasi Indonesia tengah genting sebagai imbas dari perang dagang AS-China. Mengalami tekanan jual dari investor global, IHSG terkoreksi 1,22% ke level 6.060,57, terhitung sampai dengan pukul 11.27 WIB.

Nilai investor jual bersih hingga saat ini sudah mencapai Rp409,51 miliar. Dengan demikian, melemahnya IHSG tak ayal akan menyeret saham-saham anggota bursa ke zona merah, di mana saham Garuda termasuk di dalamnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: