Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Joko Supriyono: Kita Harus Bersatu Hadapi Uni Eropa

Joko Supriyono: Kita Harus Bersatu Hadapi Uni Eropa Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki), Joko Supriyono mengucapkan terima kasih atas dukungan media selama 10 tahun terakhir ini.

“Tanpa dukungan media, industri sawit tidak akan sekokoh sekarang,” ujar Joko dalam acara Buka Bersama Pemimpin Redaksi Media Massa belum lama ini di Jakarta.

Menurut Joko, opini publik terhadap industri kelapa sawit kini sudah banyak positifnya ketimbang negatifnya. Sayangnya, lanjut Joko, keberhasilan berbanding lurus dengan  masalah.

“Karena itu kita tidak boleh lengah,” tegasnya.

Baca Juga: Kembali Menguat, Ekspor Olahan Sawit Asal Tanjung Balai Asahan Capai Rp5,3 Triliun

Karena itu, lanjut Joko, pihaknya akan terus membangun informasi yang lurus.

“Terutama untuk publik kita sendiri,” ujar Joko.

Masalah lain, kata Joko, tantangan industri untuk tahun ini lumayan berat, setelah tahun lalu melewati masa yang berat pula.

“Kalau tahun lalu kinerja kami turun, tahun ini sangat mungkin akan menghadapi keadaan yang sama,” ujarnya.

Menurut Joko, pada awal tahun ini setidaknya ada dua jenis tantangan. Yang pertama, tantangan global, yakni tekanan dari Uni Eropa yang ujung-ujungnya ingin menghapus produk berbasis sawit di daratan Eropa. Yang kedua, tuntutan keterbukaan publik soal HGU (hak guna usaha) para pemilik perkebunan sawit.

Baca Juga: Perwakilan Uni Eropa Tinjau Perkebunan dan Pengolahan Sawit PTPN V

“Sebenarnya HGU dokumen privat. Toh, kami secara terbuka mempublikasikan di mana saja lokasi kebun-kebun kami,” tegas Joko.

Di mata Joko, kedua hal ini bisa dilihat sebagai upaya pelemahan industri sawit oleh pihak-pihak tertentu.

“Saat ini tekanan ini sudah sampai ke Presiden,” ceritanya.

Dalam hal ini dia memuji sikap Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang bertahan tidak mau membuka info ini kepada publik.

Joko berharap di tengah berbagai situasi yang melemahkan Indonesia ini, pihaknya bisa kompak dengan stake holder lainnya.

“Kita harus bersatu melawan tekanan Eropa dan berbagai upaya lainnya yang ujung-ujungnya bisa melemahkan Republik ini,” ujarnya, sambil mengingatkan bahwa CPO adalah penghasil devisa terbesar saat ini.

Ya, para pemaku kepentingan sawit harus bersatu. Sebagaimana pernah disitir oleh Agus Sudibyo, anggota Dewan Pers 2019-2024, bahwa di saat Pemilu membuat bangsa Indonesia terpecah, sawit justru membuat Indonesia bersatu.

Baca Juga: Pemerintah Kenakan Bea Keluar CPO US$0/MT, Ini Alasannya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: