Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Kembali Tekor Melawan Impor di April 2019

Ekspor Kembali Tekor Melawan Impor di April 2019 Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja perdagangan luar negeri bulan lalu tidak positif. Alih-alih melanjutkan kinerja baik pada Maret 2019, kegiatan ekspor bulan lalu membuat neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak defisit, mengulang pencapaian Januari yang mengalami defisit.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, nilai ekspor Indonesia pada April 2019 mengalami penurunan 10,80% atau US$12,6 miliar dibanding ekspor bulan lalu. Demikian juga bila dibandingkan dengan April 2018, ekspor Indonesia juga mengalami penurunan.

"Kalau dibanding April 2018, juga menurun 13,10%," kata Suhariyanto di kantor BPS, Rabu (15/9/5/2019).

Baca Juga: 4 Bulan, Neraca Dagang RI Defisit US$2,56 Miliar

Suhariyanto menilai, penurunan ekspor Indonesia pada April 2019 dipengaruhi oleh menurunnya ekspor nonmigas dan migas .

“Kalau kami lihat data sekarang ini, ekspor migas turun 34,95%,”Ujarnya. Begitu pula dengan ekspor nonmigas yang mengalami penurunan 8,68%.

Penurunan ekspor migas kata Suhariyanto disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 9,55%  dan ekspor gas 49,83%, walaupun ekspor minyak mentah naik 47,66%. Sementara penurunan terbesar ekspor nonmigas  terjadi pada perhiasan/permata sebesar 54,28%. Berikutnya lemak dan minyak hewan nabati sebesar 19,11% dan mesin/peralatan listrik sebesar 18,25%.

Baca Juga: Pengurangan Impor Berhasil Turunkan Defisit Transaksi Berjalan

Meskipun begitu, Suhariyanto memastikan, secara komulatif nilai ekspor Indonesia periode Januari sampai April 2019 turun 9,39% dibanding periode yang sama pada 2018.  Demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$48,98 miliar atau menurun 8,54%.

Sementara itu nilai impor Indonesia pada  April 2019 mencapai US$15,10 miliar atau naik 12,25% dibanding Maret 2019. Hal tersebut disebabkan oleh naiknya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 46,99% dan 7,82%.“ Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah 18,47%, hasil minyak `45,91%, dan gas 134,86 %,”tambahnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: