Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Analisis Fundamental?

Apa Itu Analisis Fundamental? Kredit Foto: Unsplash/Stefan
Warta Ekonomi, Jakarta -

 

Investor yang budiman, peribahasa ibarat membeli kucing dalam karung ternyata juga berlaku dalam aktivtas investasi saham, lho! Oleh sebab itu, sebagai seorang investor, Anda harus mengetahui pasti tentang produk investasi yang akan dibeli melalui analisis fundamental.

Analisis fundamental ialah analisis yang dilakukan dengan cara mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan kekuatan mendasar dari suatu perusahaan. Ya, berbeda dengan analisis teknikal, dalam analisis fundamental investor tidak hanya berfokus pada kinerja pergerakan saham, tetapi juga kinerja bisnis secara keseluruhan.

Baca Juga: Apa Itu Analisis Teknikal?

Pendekatan dalam Analisis Fundamental

Ada dua pendekatan yang paling utama dalam melakukan analisis fundamental, yaitu pendekatan top down appoach dan nilai instrinsik serta rasio keuangan.

1. Pendekatan top down appoach, yaitu analisis yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu kondisi ekonomi makro, industri, dan kondisi perusahaan.

Kondisi ekonomi makro seperti kebijakan suku bunga akan sangat memengaruhi psikologis investor. Misalnya, investor akan lebih memilig berinvestasi di perbankan ketika suku bunga sdang tinggi. Alhasil, pertumbuhan bisnis suatu perusahaan akan terhambat, begitu pun sebaliknya.

Selain itu, faktor stabilitas ekonomi dan politik juga termasuk dalam pertimbangan ekonomi makro. Jika keduanya tidak dalam keadaan baik dan tidak memuaskan, misalnya perang dagang AS-China yang kembali memanas, geliat bisnis dan harga saham akan cenderung menurun.

Baca Juga: Apa Itu Value Investing?

Kondisi industri juga mempunyai peran yang besar dalam pergerakan harga saham perusahaan. Misalnya, industri otomotif yang secara nasional sedang meningkat signifikan akan secara otomatis mendongkrak harga saham-saham yang bergerak di bidang tersebut, begitu pun sebaliknya.

Kondisi perusahaan juga menjadi pertimbangan utama bagi investor. Ya, investor akan mencari perusahaan yang ia anggap dapat dipercaya untuk menerima dana investasi. Misalnya saja, perusahaan dengan manajamen yang baik, kondisi keuangan stabil, dan bisnis yang terus bertumbuh akan menjadi target investasi bagi investor.

2.Pendekatan nilai intrinsik dan rasio keuangan, yaitu analisis terhadap nilai wajar suatu perusahaan yang akan dibandingkan dengan harga pasar saham. Dalam pendekatan ini, investor akan berfokus pada neraca keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang diwakili oleh enam rasio keuangan berikut ini.

 

a. Earning Per Share (EPS), yaitu perbandingan antara laba bersih dan lembar saham yang beredar. EPS yang bertumbuh menunjukkan bahwa perusahaan tersebut juga bertumbuh.

b. Price to Earning Ratio (PER), yaitu perbandingan antara harga saham dan laba per saham dari perusahaan. PER juga menjadi petunjuk mengenai lama waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal.

c. Price to Book Value (PBV), yaitu perbandingan antara harga saham dan kekayaan bersih suatu perusahaan. PBV perusahaan yang lebih tinggi daripada PBV industri dianggap lebih potensial dan layak disuntik dana.

Baca Juga: Apa Itu Return on Investment?

d. Return on Equity (ROE), yaitu perbandingan antara laba bersih dan kekayaan bersih perusahaan. ROE menjadi indikator yang menunjukkan efisiensi dari perusahaan tersebut.

e. Dividend yield (DY), yaitu perbandingan antara dividen per saham dan harga saham. DY yang besar mengindikasikan bahwa laba bersih perusahaan dalam keadaan stabil.

f. Debt to Equity Ratio (DER), yaitu perbandingan antara jumlah utang dan modal bersih. Perusahaan dengan DER yang kurang dari 1 dianggap lebih baik dan potensial untuk dipilih.

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: