Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sigfox Tawarkan Perangkat IoT Berdaya Listrik Rendah

Sigfox Tawarkan Perangkat IoT Berdaya Listrik Rendah Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan internet of things (IoT) di Indonesia menarik perhatian pemain IoT dunia. Salah satunya Sigfox, pengelola jaringan IoT yang berbasis di Perancis, mengumumkan operasinya di Indonesia di bawah PT Kirana Solusi Utama. Berbeda dengan perangkat IoT yang lain, Sigfox mengklaim sebagai perusahaan IoT power wide area (LPWA) yang berdaya listrik rendah.

IoT merupakan komunikasi yang dilakukan antara mesin dengan mesin. Indonesia sendiri memiliki target di 2022, akan ada 400 miliar perangkat IoT dengan nilai Rp444 triliun. Harapannya agar lebih efisien, mengurangi tingkat kebocoran data, meningkatkan produktivitas, dan menuju peradaban yang lebih baik.

Irfan Setiaputra, Kepala Eksekutif Sigfox Indonesia, mengatakan, IoT sudah semakin populer di Tanah Air, meskipun masih berbasis seluler. Dan umumnya, penerapan IoT di Indonesia terkait empat hal: standarisasi, interopabilitas, jangkautan terbatas, dan struktur biaya yang tidak skalabel.

Baca Juga: Siap-siap! IoT Bakal Gantikan Smartphone 2 Tahun Lagi

Ali Fahmi, Country Director Sigfox Indonesia, menjelaskan, IoT merupakan ekosistem antara ABCD (A-aplikasi, B-back end, C-connectivity, dan D-device). Sementara Sigfox berada di posisi C, yang kemudian bekerja sama dengan D, lalu dengan A, dan memiliki B di sistem agar ekosistem dapat berjalan. Layanan Sigfox sendiri banyak digunakan untuk solusi asset tracking, logistik, dan utillity.

"Banyak solusi yang dibutuhkan di sini, khususnya implementasi di pertanian, perkebunan sampai parsel. Yang membedakan adalah, kami memungkinkan untuk logistik antarnegara," ujar Ali Fahmi

Setiap tahun perusahaan induk selalu membuka jaringan baru di berbagai negara, Indonesia menjadi negara ke-60. Luasnya wilayah Indonesia masih menimbulkan beberapa tantangan, seperti keterbatasan jaringan dan sumber listrik.

Baca Juga: Setelah IoT Kini Ada AIoT, Apa Lagi Itu?

"Konsep listrik berdaya rendah tidak membutuhkan daya listrik besar dan tidak butuh bandwith besar karena data akan dikirimkan secara berkala," jelas Fahmi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: