Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turunkan Biaya Logistik Nasional Hingga 4,9%, IPC Siapkan Jurus 'Trilogi Maritim'

Turunkan Biaya Logistik Nasional Hingga 4,9%, IPC Siapkan Jurus 'Trilogi Maritim' Kredit Foto: Bambang Ismoyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC, saat ini tengah mengupayakan implementasi jaringan pelabuhan yang terintegrasi (integrated port network) atau disebut dengan istilah “Trilogi Maritim”.

Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya mengatakan, dengan implementasi tersebut diyakini akan menurunkan biaya logistik nasional. Ditambah lagi, konsep ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk menurunkan biaya logistik sebesar 4,9% dalam tiga tahun ke depan.

Lanjut Elvyn, ada beberapa tantangan untuk menurunkan biaya logistik nasional, yakni belum optimalnya jaringan pelayaran, belum adanya standarisasi pelabuhan, serta masih tingginya inefisiensi transportasi darat. Menurutnya, dengan Trilogi Maritim, hambatan-hambatan itu bisa ditekan.

Baca Juga: Asik!! Pelindo II Fasilitasi Mudik Gratis Bagi 22 Ribu Pemudik

“Tahun 2018, biaya logistik nasional sebesar 23,6% dari total produk domestik bruto. Kami yakin dengan Trilogi Maritim biaya logistik turun menjadi 18,7 persen pada tahun 2022,” jelas Elvyn di DoubleTree by Hilton Hotel Jakarta, (16/5/2019).

Konsep Trilogi Maritim mencakup tiga pilar, yaitu standarisasi pelabuhan, aliansi pelayaran dan industri yang terakses baik dengan pelabuhan. Dalam hal standarisasi pelabuhan, perlu ada kualitas standar, baik fisik maupun teknologi yang digunakan.

“Sejak 2016 kami melakukan standarisasi pelabuhan dengan menitikberatkan pengembangan fisik serta digitalisasi, sehingga layanan dan operasional lebih cepat dan mudah. IPC terus melakukan transformasi untuk menjadi trade facilitator,” tambahnya.

Baca Juga: Pelindo II Jalin Kerja Sama Sister Port dengan China

Elvyn menyinggung kesiapan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pelabuhan hub terbesar di Asia Tenggara.

“IPC telah membuka layanan pelayaran langsung (direct call services) ke Amerika, Eropa, Australia dan Intra Asia. IPC terus mengembangkan layanan direct call dari Tanjung Priok, dan yang terbaru adalah melalui penguatan kerja sama dengan Pelabuhan Ningbo, Cina, akhir April lalu,” papar Elvyn.

Dengan layanan direct call, ekspor atau impor tak perlu lagi mampir ke Singapura.

“Tanpa transhipment di Singapura, biaya jasa kepelabuhanan dan jasa tambang (freight cost) terpangkas hingga 40 persen,” pungkas Elvyn G. Masassya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: