Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Turun Dalam, IHSG Masih BIsa Naik ke Level 7,100

Meski Turun Dalam, IHSG Masih BIsa Naik ke Level 7,100 Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini masih akan berakhir di level 6,900 hingga 7,100 di penghujung tahun ini. Hal tersebut disampaikan oleh Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Andrian Tanuwijaya, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Jumat (17/5/2019). 

 

Ia mengatakan bahwa dengan berakhirnya penyelenggaraan Pemilu dengan aman dan damai, aktivitas ekonomi pun diharapkan akan mulai menunjukkan peningkatan yang bakal berdampak positif pada kinerja laporan keuangan emiten-emiten. 

 

“Kami masih mempertahankan target IHSG akhir tahun di level 6,900 – 7,100, mengharapkan peningkatan kinerja di kuartal-kuartal berikutnya. Kami menyadari bahwa ada banyak pelaku ekonomi yang cenderung wait and see menjelang Pemilu di April kemarin,” ujarnya. 

 

Baca Juga: Kondisi Makro, Politik, dan Perang Dagang Lah yang Buat IHSG Keok

 

Keyakinan tersebut melihat pengalaman Indonesia sudah melalui Pemilu yang berjalan dengan aman. Berlalunya Pemilu menghilangkan sentimen ketidakpastian politik yang sebelumnya sempat membayangi pasar. 

 

Selain itu, pihaknya memandang Bank Indonesia berpotensi untuk memangkas suku bunga tahun ini. Dengan The Fed yang diperkirakan akan menahan tingkat suku bunga, kondisi ini membuka ruang gerak bagi BI untuk memangkas suku bunga. Penurunan suku bunga dapat menjadi sinyal bagi pasar bahwa BI sudah beranjak lebih pro-growth, dan ini berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar finansial Indonesia. 

 

“Basis fundamental ekonomi domestik yang sehat juga dapat menjadi daya tarik pasar saham Indonesia dan menarik bagi investor asing,” jelasnya. 

 

Baca Juga: Yah! IHSG Jatuh ke Level 5.000-an

 

Meski begitu, laju IHSG bisa terganggu dengan perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dengan China. Gagalnya negosiasi dagang dapat memicu kembali ketidakpastian bagi pasar dan dunia usaha yang dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. 

 

“Sebaliknya, perkembangan positif negosiasi dagang dapat menjadi katalis bagi sentimen pasar,” terangnya. 

 

Dalam kondisi ini, Ia pun merekomendasikan beberapa sektor saham seperti perbankan, properti, konstruksi, otomotif serta consumer discretionary dan industrial metals. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: