Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astrindo Cetak Laba US$8,61 Juta dalam 3 Bulan

Astrindo Cetak Laba US$8,61 Juta dalam 3 Bulan Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk emiten berkode BIPI semakin serius untuk berfokus pada bisnis infrastruktur energi terintegrasi. Keseriusan tersebut mulai tercermin pada Laporan Keuangan BIPI  kuartal I 2019.

 

Perseroan berhasil mengantongi pendapatan US$16,04 juta pada kuat I 2019. Realisasi ini meningkat secara signifikan dari US$0,37 pada kuartal I 2018 sebagai dampak konsolidasi Laporan entitas anak, PT Mitratama Perkasa (MP) yang sebelumnya dicatat sebagai entitas ventura bersama. 

 

Sejalan dengan peningkatan pendapatan tersebut, beban pokok pendapatan Perseroan meningkat menjadi USD2,45 juta dari sebelumnya sebesar USD0,47 juta. Meskipun demikian, Laba Kotor tetap positif sebesar USD13,59 juta dari sebelumnya rugi sebesar USD0,1 juta.

 

Baca Juga: Astrindo Nusantara Dapat Restu Pemegang Saham Untuk Lakukan Refinancing

 

Sebagaimana diketahui, Perseroan telah sukses melakukan restrukturisasi pinjaman dan mendapat pinjaman baru sebesar USD235 juta di akhir tahun 2018 dengan tingkat bunga lebih rendah dan jangka waktu pengembalian yang lebih panjang. 

 

Dampak dari restrukturisasi tersebut, beban keuangan menurun pada kuartal I 2019 sebesar 30,6% dari US$21,99 juta pada kuarta I 2018 menjadi US$15,27 juta. 

 

Perseroan juga telah mencatat laba bersih sebesar US$8,61 juta pada kuartal 1 2019 setelah sebelumnya rugi sebesar US$2,75. Dari sisi EBITDA, Perseroan memperoleh US$41 juta pada 1 2019, meningkat bila dibandingkan dengan 1 2018 yang sebesar US$36,2 juta. 

 

Baca Juga: PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp10,75 T

 

Secara keseluruhan, secara konsolidasi dari sisi EBITDA Perseroan menargetkan US$160 juta di tahun 2019, meningkat dari 2018 yang sebesar US$145 juta. Target Pendapatan adalah sebesar US$212 juta, yang meningkat dari tahun sebelumnya sebesar US$209 juta. 

 

Direktur Utama Perseroan, Ray Anthony Gerungan menyatakan bahwa setelah Perseroan menerima persetujuan dari pemegang saham pada 16 Mei 2019 untuk menjaminkan aset-asetnya, Perseroan akan melakukan usaha percepatan dalam mengembangkan proyek-proyek baru. 

 

“Perusahaan saat ini sedang melakukan studi kelayakan atas 9 (sembilan) proyek yang diharapkan studi pertamanya selesai pada kuartal III 2019,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (17/5/2019). 

 

Baca Juga: Cheers! Ilham Habibie Dapat Lampu Hijau Buat Caplok Bank Muamalat

 

Lebih lanjut Ray mengungkapkan bila beberapa proyek awal akan fokus pada perluasan infrastruktur yang ada untuk meningkatkan kapasitas penanganan batubara Perusahaan hingga 24 -30 juta ton dalam jangka waktu 3 tahun. Proyek-proyek ini juga akan berdampak pada menurunnya biaya penanganan batubara.

 

“Saat ini, kami sedang mengkaji biaya proyek dengan total perkiraan biaya US$2,45 miliar dan potensi pendapatan tahunan lebih dari US$1 miliar dengan EBITDA US$400 juta,” pungkasnya. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: