Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Huru-Hara 22 Mei Bikin Rupiah Prihatin

Huru-Hara 22 Mei Bikin Rupiah Prihatin Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketidakpuasan kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi terhadap hasil pilpres 2019 berujung pada penggiringan massa untuk melakukan aksi 22 Mei mendatang.

Mendekati puncak aksi yang bertepatan dengan keputusan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas hasil pilpres 2019 itu, pasar keuangan Indonesia menjadi sepi peminat. Pasalnya, isu akan terjadi huru-hara hingga teror bom telah menimbulkan ketakutan tersendiri bagi investor. 

Baca Juga: Investor Was-Was Aksi 22 Mei, IHSG Dibuka Koreksi

Alhasil, mereka memilih untuk wait and see dalam mengalirkan arus modal ke pasar keuangan Indonesia hingga situasi menjadi sedikit lebih tenang. Pagi tadi, IHSG dibuka dengan koreksi 0,08% setelah asing keluar dengan capaian nilai jual bersih sebesar Rp14,50 miliar. Hal itu sekaligus menjadi pertanda keenggananan investor untuk duduk manis di Indonesia.

Baca Juga: Loyo, Rupiah Kembali Loyo di Mei 2019

Baca Juga: Finally! Rupiah Bikin Dolar AS KO!

Bukan hanya IHSG yang terimbas aksi 22 Mei, rupiah pun demikian. Hingga pukul 09.45 WIB, rupiah bergerak memprihatinkan dengan koreksi 0,02% ke level Rp14.453 per dolar AS. Ini merupakan koreksi lanjutan setelah pekan lalu dolar AS membabat habis rupiah sebesar 0,87%. 

Geliat rupiah pada awal pekan ini didominasi oleh pelemahan, terutama di hadapan mata uang non-Asia, seperti dolar Australia (-0,71%), euro (-0,04%), dan poundsterling (-0,13%). Sementara di Asia, rupiah juga terkoreksi terhadap dolar Singapura (-0,12%), yuan (-0,10%), dan won (-0,08%). Untunglah, beberapa mata uang Asia lainnya masih dapat ditaklukkan rupiah, misalnya baht (0,26%), yen (0,19%), dan dolar Taiwan (0,17%). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: