Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Negara Maju Kena Dampak AI Lebih Besar Dibanding Negara Berkembang

Negara Maju Kena Dampak AI Lebih Besar Dibanding Negara Berkembang Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Revolusi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) siap untuk mempengaruhi hampir setiap industri di seluruh dunia dan efek luas di Asia. Menurut laporan AI baru-baru ini dari MIT Technology Review, AI akan berdampak pada 1 dari 5 pekerjaan di Asia pada 2024. Laporan itu menemukan AI akan menghilangkan satu dari delapan pekerjaan, tetapi juga meningkatkan banyak manfaat yang diberikan.

Di 11 pasar Asia yang diteliti dan 900 pemimpin bisnis senior yang disurvei, ada 12% pekerjaan berisiko tinggi untuk diotomatisasi dalam lima tahun ke depan. Dampak AI akan lebih besar dialami oleh negara-negara kaya dibanding negara miskin dengan perbandingan 14% vs 10%. Seperti Jepang diperkirakan akan melihat sekitar 17% dari lapangan kerja otomatis, sementara Hong Kong mengharapkan 15% dan Korea Selatan dan Malaysia lebih sedikit masing-masing 14%.

Baca Juga: Ketika Akuntan Digantikan AI, Bagaimana Nasib Akuntan ke Depan?

Namun demikian keuntungan yang diberikan dari otomatisasi di negara-negara maju juga lebih besar dibanding negara berkembang, dengan perbandingan 11% vs 6%. Perusahaan yang menerapkan AI untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, mempercepat pengambilan keputusan, dan mengurangi ketidakefisienan.

Walaupun hal ini akan menyebabkan hilangnya beberapa peran dan restrukturisasi yang lain, ini bukan kekuatan pendorong untuk menerapkan teknologi. Laporan itu menemukan, hanya sepertiga responden yang mendaftar kebutuhan untuk mengurangi biaya jumlah karyawan sebagai pendorong tiga besar untuk mengadopsi AI.

“Di negara maju kita cenderung melihat kembali ketrampilan dan pemindahan. Di pasar berkembang, perencanaan dan persiapan yang jauh lebih sistematis diperlukan,” kata Claire Beatty, editor laporan itu, seperti dikutip techrepublic.

Sekitar 8% dari semua pekerjaan saat ini di Asia akan ditingkatkan oleh AI dalam lima tahun ke depan. Mayoritas pemimpin bisnis yang disurvei (77%) mengatakan mereka mengharapkan total jumlah karyawan akan meningkat selama lima tahun ke depan, termasuk fungsi-fungsi di mana AI telah digunakan, sementara hanya sedikit (3%) yang memperkirakan adanya penghapusan pekerjaan.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa banyak industri di kawasan ini akan melihat otomatisasi yang cepat dan kehilangan pekerjaan,” imbuh Claire.

Laporan tersebut juga menuliskan, kecepatan di mana AI berkembang dan diadopsi dalam bisnis telah meninggalkan sedikit waktu untuk mempertimbangkan dampak pada budaya, struktur organisasi, atau pelatihan ulang tenaga kerja. Para pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan harus mulai mempertimbangkan bagaimana untuk terus-menerus melatih kembali tenaga kerja mereka, dan ketika teknologi terus berkembang, dan menciptakan jalur karier baru bagi mereka yang terlantar oleh AI dari waktu ke waktu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: