Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BKPM Genjot Investasi dari Korea Selatan, Ini yang Dibidik

BKPM Genjot Investasi dari Korea Selatan, Ini yang Dibidik Kredit Foto: FMB9
Warta Ekonomi, Seoul -

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mendatangi langsung beberapa perusahaan besar di Korea Selatan untuk menindaklanjuti rencana investasi yang sudah dibidik sejak beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan kali ini, Thomas bertemu dengan beberapa perusahaan di bidang industri baja, otomotif, kimia dasar, logistik, bioskop dan hiburan, hingga pembangkit listrik.

Kunjungan kerja ini dilakukan sebagai tindaklanjut kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan pada September 2018, yang bertemu dengan perusahaan-perusahaan besar yang berinvestasi di Indonesia dalam rangka mendorong percepatan realisasi investasi perusahaan-perusahaan tersebut.

Baca Juga: BKPM: Realisasi Investasi Triwulan I Tumbuh 5,3%

“Banyak peluang investasi besar dari investor-investor di Korea, salah satunya Hyundai yang akan membangun pabrik otomotif. Selain mobil-mobil SUV maupun MPV, kedepan mereka akan bangun eco-friendly car, yang bahan bakarnya menggunakan baterai litium. Kita punya banyak biji nikel, itu yang nantinya bisa dibuat menjadi baterai litium. Lalu,ada dari Posco juga yang sudah memasuki pembangunan pabrik bajanya tahap dua,” jelas Thomas dalam keterangan resmi kepada media, Seoul (Kamis, 16/5/2019).

Salah satu investor besar yang juga ditemui Kepala BKPM, yaitu Lotte Group yang telah memiliki bisnis retail di Indonesia dan sedang mengembangkan bisnisnya di bidang hiburan, industri kimia dasar dan pengembangan properti. Salah satu anak perusahaan Lotte Group yang telah masuk tahap realisasi adalah PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) dengan pembangunan komplek industri petrokimia senilai US$3,5 miliar atau sekitar Rp53 triliun.

Baca Juga: Investor Happy Hasil Pemilu, Ini Masukan BKPM ke Pelaku Pasar

Pembangunan pabrik naphta cracker yang dilakukan oleh LCI merupakan prioritas pemerintah karena diharapkan akan mengurangi ketergantungan terhadap impor produk petrokimia, disamping dapat memperbaiki neraca perdagangan karena produksi LCI juga berorientasi ekspor.

“Saat ini dunia usaha sudah mulai pulih setelah selesainya tahun politik. BKPM juga terus membenahi system baru kami, yaitu Online Single Submission, karena ini salah satu yang dibahas juga dengan investor. Selanjutnya kita akan berkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait insentif apa yang dapat diberikan untuk percepatan investasi setelah kunjungan ke Korea Selatan,” lanjut Thomas.

Menurut data BKPM, investasi asal Korea Selatan didominasi sektor industri mesin dan elektronik (15%); pertambangan (13%); gas dan air (9); industri sepatu (8%); serta industri karet dan plastik (8%). Sebagian besar investasinya masih berada di Pulau Jawa, diikuti dengan Kalimantan dan Sumatera. Total realisasi investasi sejak tahun 2014 sampai Triwulan I tahun 2019 ini mencapai US$ 7,3 miliar. Dengan realisasi investasi mencapai US$ 2 miliar di tahun 2017 dan US$ 1,6 miliar di tahun 2018.

Baca Juga: Meningkat 21 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 3,5 Juta Penumpang Hingga Februari 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: