Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Mau Digeser Otomatisasi, 87% Pekerja di AS Inginkan Pelatihan Digital

Tak Mau Digeser Otomatisasi, 87% Pekerja di AS Inginkan Pelatihan Digital Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Munculnya otomatisasi dan lingkungan tenaga kerja digital yang terus berkembang telah memicu ketakutan di banyak karyawan, yang khawatir akan digantikan oleh teknologi baru. Untuk tetap berharga dan dapat bersaing para karyawan akhirnya bersedia untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki.

Demikian terungkap dalam laporan Blue Prism yang dilakukan oleh perusahaan riset Sapio, seperti dirilis oleh techrepublic. Perusahaan tersebut mensurvei hampir 1.500 pengambil keputusan bisnis dan lebih dari 3.500 pekerja berpengetahuan di seluruh dunia. Meskipun karyawan terintimidasi oleh otomatisasi, mereka bersedia merangkul teknologi. Artinya mereka ingin mempertahankan pekerjaan mereka.

Baca Juga: Percaya Nggak Percaya, Cloud Accounting Akan Geser Eksistensi Akuntan

Menurut laporan tersebut, mayoritas pekerja pengetahuan AS (87%) mengatakan mereka merasa nyaman dengan pelatihan ulang agar tetap kompetitif di dunia kerja digital saat ini. Dengan 77% responden di AS melaporkan mengalami beberapa bagian dari tugas harian mereka yang diotomatisasi selama setahun terakhir, karyawan dengan cepat menyadari betapa keterampilan yang diperbarui sangat menguntungkan.

Hampir sepertiga (32%) dari responden AS mengatakan dalam laporan bahwa mereka tidak percaya organisasi mereka akan tetap kompetitif dalam lima tahun ke depan dengan tenaga manusia semata-mata, menunjukkan permintaan untuk otomatisasi. Daya tarik otomatisasi terlihat melalui manfaatnya, menghemat waktu, menghemat uang, dan meningkatkan akurasi. Keuntungan ini adalah mengapa 92% dari pengambil keputusan bisnis AS mengatakan mereka berencana memperluas kasus penggunaan otomatisasi di seluruh bisnis mereka.

Baca Juga: Era Digital, 3 Profesi Ini Menjanjikan Bagi Milenial

"Gelombang otomatisasi dan gangguan teknologi ini menempatkan kreativitas dan kecerdikan manusia secara langsung di pusat rantai nilai, selamanya mengubah cara perusahaan beroperasi," kata Chris Bradshaw, CMO Blue Prism, seperti dikutip techrepublik dari siaran pers.

Perubahan-perubahan ini, yang disoroti dalam laporan ini, mencerminkan perubahan besar yang datang di mana pekerja manusia perlu hidup berdampingan dengan tenaga kerja digital untuk menjadi sukses. Untuk mendapatkan manfaat dari otomatisasi, perusahaan harus menyelaraskan budaya organisasi mereka dengan tujuan otomasi mereka. Sekitar 71% pekerja bisnis setuju bahwa budaya bisnis harus berkembang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: