Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

17 Komunitas Gagas KolaborAksi Mudahkan Akses Pendidikan Berkualitas di Jakarta

17 Komunitas Gagas KolaborAksi Mudahkan Akses Pendidikan Berkualitas di Jakarta Kredit Foto: GreatEdu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jakarta memiliki banyak potensi, tidak hanya potensi materil, melainkan juga potensi kumpulan manusianya, yakni komunitas. Data Jakarta mencatat ada 33 komunitas di Jakarta yang aktif di berbagai aktivitas pendidikan. Banyak komunitas yang tentunya belum tercatat dan memiliki banyak potensi dan prestasi.

"Jika komunitas-komunitas tersebut bersinergi dan berkolaborasi untuk pendidikan Jakarta, akan lebih banyak lagi manfaat yang bisa dirasakan masyarakat Jakarta. Terutama untuk kemudahan akses pendidikan berkualitas yang merupakan salah satu persoalan utama di balik keberadaan sekolah-sekolah berprestasi di Jakarta," ulas CEO GreatEdu, Robert E Sudarwan melalui siaran pers, Jumat (24/5/2019).

Baca Juga: GreatEdu Jawab Revolusi Industri 4.0

Untuk itulah, komunitas-komunitas pendidikan di Jakarta menggelar Rembug Komunitas Pendidikan pada Kamis (23/5/2019) di Kedai Kepikiran Kopi, Pasar Minggu. Acara ini diinisiasi oleh GreatEdu bahwa hadirnya komunitas memberikan banyak dari bagi lingkungan sekitar.

Rembug ini bertujuan menyamakan kepahaman dan sinergi mengenai keresahan dan masalah yang dihadapi masing-masing komunitas. Acara yang dihadiri oleh 17 komunitas ini membuka mata bahwa masih banyak masyarakat yang belum bisa menerima akses pendidikan yang baik.

Komunitas ini banyak bercerita sulitnya akses pendidikan tidak hanya milik masyarkat desa, tetapi yang utama justru masyarakat miskin di kota. Masalah pendidikan pada masyarakat miskin kota ini menjadi fokus bagi komunitas.

17 komunitas yang hadir berasal dari berbagai latar belakang aktivitas, seperti pendidikan kesehatan reproduksi oleh Youthizen Indonesia, parenting (Komunitas Rumah Imajinasi Literasi Anak, Komunitas Teman Main), filantropi (Filantrust, Satu Hari Satu Ayat), gerakan literasi (FLP, Beribuku, Rumah Imaginasi Anak, Kamu Indonesia).

Selanjutnya, sanggar belajar (Rumah Belajar Rawamangun, Sanggar Anak Akar), pendampingan masyarakat (Ayo Mengajar, Yayasan Rumah Kita, Jejak Seribu, Gerakan Banten Mengajar,), pengembangan soft skill (YAI8, Mari Mengabdi), pendidikan seni (Red Nose Foundation) hobi (Komunitas Pendaki Muslim), serta peserta lainnya adalah perseorangan non-komunitas.

Baca Juga: Selain di Dunia Bisnis, Beginilah Manfaat dan Implementasi Chatbot di Dunia Pendidikan

Acara ini akan berlanjut untuk menyinergikan antarkomunitas agar tergali lagi potensi masing-masing yang belum termaksimalkan. M Chozin Amirullah, pemantik diskusi mengatakan, ini adalah awal dari terciptakanya kemudahan akses pendidikan yang digerakan langsung oleh orang terdekat di masyarakat, yaitu komunitas. Harapannya komunitas ini mampu membantu masyarakat mengakses pendidikan yang lebih baik.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: