Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Amran Optimistis Program Serasi Sejahterakan Petani

Menteri Amran Optimistis Program Serasi Sejahterakan Petani Kredit Foto: Dokumentasi Kementerian Pertanian
Warta Ekonomi, Banjarmasin -

Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sesuai harapan. Untuk memastikannya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meninjau dua lokasi lahan rawa di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel.

Lokasi pertama yang dikunjungi Amran adalah lahan rawa yang ada di Desa Tumih, Kecamatan Wanaraya. Di sini ia meninjau areal pembuatan tanggul dengan brigade alat excavator.

Kepada operator excavator, Amran berpesan agar bekerja keras dan memanfaatkan alat berat dengan maksimal. Mengingat Kabupaten Batola adalah salah satu daerah yang terbesar mendapatkan dana program itu, yakni Rp200 miliar lebih.

Baca Juga: Menteri Amran Optimistis Program Serasi Sejahterakan Petani

"Kita ingin menggerakan pertanian secara modern sesuai yang diharapkan Bapak Presiden. Karena kita ini bekerja bukan untuk ketersediaan pangan di Kalsel saja, tetapi untuk Indonesia," ujarnya di Batola, Sabtu (25/5/2019).

Tidak hanya di Desa Tumih, berikutnya yang dikunjungi Amran adalah Desa Kokida, Kecamatan Barambai. Ia meyakini jika program ini berjalan dengan baik, maka petani bisa untung dua kali lipat.

“Untuk membuat ini semua anda dipungut biaya ndak?,” tanya Amran pada petani.

“Tidak, malah kita dikasih uang untuk operasional pembuatan saluran irigasi,” jawab Surono seorang petani.

Surono mengaku, dengan irigasi yang baik, optimistis pendapatannya akan meningkat seiring produksi padi yang juga akan terus meningkat.

“Sekarang kita punya varietas baru namanya Inpara 2, yang sudah terbukti produktivitasnya di lahan rawa. Maksimal bisa 6 ton per ha. Bisa nggak?,” tantang Amran.

“Diupayakan, Pak Menteri,” jawab Surono.

“Itu baru sekali, kalau bisa tanam 3 kali setahun, berapa kali lipat pendapatan petani meningkat? Terlebih nanti di sini akan mekanisasi semua. Kita transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian mekanik,” jelas Amran.

Di lokasi yang sama Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, menjelaskan di Kalsel potensi lahan rawa ada sekitar 257.300 ha. Dari jumlah tersebut yang sudah ada CP/CL (Calon Petani/Calon Lahan) seluas 160.481 ha.

"Sudah disurvey seluas 43.188 hektar dan sudah didesain seluas 38.121 hektar. Sementara yang dalam proses pekerjaan fisik kontruksi seluas 2.143 hektar," katanya.

Dengan program ini, Sarwo menargetkan lahan yang belum pernah tanam bisa tanam sekali. Sementara yang sudah tanam sekali bisa dua kali, dan yang sudah tanam dua kali bisa dijadikan tiga kali. Sehingga terjadi optimalisasi dan nambah produksi untuk petani.

"Saat ini petani di Barambai, sudah tanam dua kali. Namun tanam pertama dengan menggunakan varietas lokal, produktivitasnya rendah yaitu 1,5-2 ton/ha. Sementara tanam kedua dengan varietas unggul, produktivitas naiknya 3-4 ton/ha," jelasnya.

Menurut Sarwo, rendahnya produktivitas pada tanam pertama juga disebabkan suplai air ke sawah sangat kurang. "Dengan Program Serasi, diharapkan masalah air dapat diatasi, begitu juga bibit," harapnya.

Kegiatan Optimasi Lahan Rawa

Program Serasi bertumpu pada sejumlah kegiatan. Di antaranya pembuatan polder keliling dan tanggul pada saluran tersier dengan menggunakan excavator, normalisasi kanal sekunder pada daerah irigasi rawa dengan menggunakan excavator dan pembuatan saluran tersier baru untuk membawa air hingga ke tengah lahan.

Program ini juga melibatkan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan). Seperti traktor roda 2, traktor roda 4 dan bulldozer D21 yang didesain khusus untuk lahan rawa untuk proses pengolahan lahan.

Selain itu, juga dilakukan langkah menaikkan ph tanah dengan menggunakan berbagai teknologi. Di antaranya penggunaan amelioran kapur pertanian dan mikroba tanah. Juga dilakukan pemanfaatan decomposer hasil riset Balittra untuk mempercepat proses penguraian sisa-sisa rumput belukar yang dibersihkan.

"Sehingga tidak diperlukan pembakaran. Dan penggunaan benih resisten genangan dan kemasaman, seperti Inpar," tuturnya.

Pola optimasi lahan rawa yang dilaksanakan Kementan ini telah terbukti berhasil membalikkan kondisi rawa yang suram, menjadi harapan sumber penghasil pangan masa depan.

Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Kementan, Indah Megawati, menambahkan Kementan tahun ini melalui program Serasi, akan mengoptimalkan lahan rawa dan pasang surut seluas 500.000 ha di enam provinsi. Di antaranya Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung, Riau dan Kalimantan Tengah.

"Semakin banyak provinsi tentunya lebih baik. Jika satu provinsi ada masalah teknis, maka dapat dialihkan kepada provinsi lain, sehingga capaian target lebih luas," terangnya.

Dalam Program Serasi, Kementan juga melibatkan TNI AD. Peran dan fungsi TNI dalam pendampingan pelaksanaan kegiatan antara lain mengkoordinasikan peran serta Babinsa dalam kegiatan yang dilaksanakan petani.

Selain itu, TNI akan membantu pelaksanaan SID dalam hal sosialisasi kegiatan dan mendampingi dalam proses survey lapangan. Mendampingi proses pengerjaan fisik di lapangan.

"TNI juga akan membantu menyampaikan laporan perkembangan kegiatan dan memastikan semua spesifikasi pekerjaan telah telah terlaksana dengan rencana," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: