Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalsel Akan Jadi Tumpuan Pangan Nasional

Kalsel Akan Jadi Tumpuan Pangan Nasional Kredit Foto: Antara/Aji Styawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dengan optimasi lahan sawah rawa, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis Kalimantan Selatan akan menjadi salah satu tumpuan untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional.

"Delapan ribu manusia lahir per hari di Indonesia. Begitu lahir masih minum ASI. Ibunya harus makan agar anaknya bisa minum ASI. Saat anaknya mulai tumbuh, bertambah lagi kebutuhan," jelas Amran melalui siaran pers, Minggu (26/5/2019).

Untuk merealisasikan optimisme Kalsel menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan pangan, pemerintah menurunkan puluhan eksavator yang nilainya bisa mencapai Rp3 miliar per unit. Eksavator digunakan untuk menyiapkan irigasi. Sehingga penggunaan bibit varietas Inpari 2 yang cocok untuk lahan rawa, bisa optimal meningkatkan produktivitas panen padi.

"Dulu produksi hanya 2-3 ton per hektare per tahun. Bagaimana bisa sejahtera? Sekarang kita punya varietas baru namanya Inpara 2, bisa maksimal 6 ton per hektare. Bisa enggak?" tanya Amran pada seorang petani yang ditemuinya di posko program Serasi Desa Kokida.

Baca Juga: Brigade Alsin, Strategi Mentan Garap Lahan Rawa

Tantangan Amran membakar semangat petani, yang kompak menyanggupi. "Itu baru sekali, kalau bisa tanam tiga kali setahun, berapa kali lipat pendapatan petani meningkat?" tegas Amran yang segera disambut antusias petani.

Program Serasi Berbasis Riset dan Teknologi

Mentan Amran mengingat program Serasi dirintis bertahap sejak dua tahun lalu diawali dengan melakukan penelitian dan pengamatan terkait persoalan di lahan rawa. Benih yang ditanam awalnya tidak cocok hingga ditemukan Inpara 2. Dengan kondisi Ph yang rendah, varietas bibit ini bisa menyesuaikan produksi hingga 6 ton.

Upaya sungguh-sungguh ini dilakukan, mengingat potensi lahan rawa yang begitu besar. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menjelaskan di Kalsel potensi lahan rawa ada sekitar 257.300 hektare. Dari jumlah tersebut yang sudah ada CP/CL (Calon Petani/Calon Lahan) seluas 160.481 hektare. Sudah disurvei seluas 43.188 hektare dan sudah didesain seluas 38.121 hektare.

Sementara yang dalam proses pekerjaan fisik kontruksi seluas 2.143 hektare. Potensi ini kemudian dioptimalkan dengan mentransformasi pertanian tradisional menjadi mekanisasi.

Setelah mendengarkan penjelasan pemanfaatan lahan sawah pada peringatan Hari Pangan Nasional (HPS) ke-38 di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan akhir 2018 lalu, perwakilan dari Food and Agriculture Organization (FAO) di Indonesia, Stephen Rudgard menilainya sebagai terobosan baru dalam membangun kantong penyangga pangan nasional.

Baca Juga: Gencarkan Program Khusus, Kementan Tekan Stabilitas Harga Pangan

Menurutnya, pemanfaatan lahan rawa menjadi solusi guna memastikan ketersediaan pangan dan masa depan pertanian Indonesia. Terutama dalam menghadapi tantangan pertambahan jumlah penduduk, meningkatknya urbanisasi dan perubahan permintaan konsumen.

"Kami sangat senang Kementan mempromosikan penerapan praktik-praktik pertanian yang baik terkait penerapan model FAO untuk intensifikasi produksi pangan yang berkelanjutan," ujar Stephen ketika itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: