Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KAMI Indonesia Ajak Masyarakat Wujudkan Indonesia Maju, Caranya...

KAMI Indonesia Ajak Masyarakat Wujudkan Indonesia Maju, Caranya... Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Bandung -

Pasca aksi 22 Mei, banyak pihak yang menyadari pentingnya merajut persaudaraan usai kontestasi Pemilihan Umum 2019 silam. Oleh karena itu, sudah saatnya mewujudkan Indonesia kembali disegani oleh dunia internasional.

Direktur Eksekutif Komunitas Milenial Ma’ruf Amin untuk Indonesia (KAMI Indonesia) Institute Rahmat Jabaril berharap tidak terjadi konflik berkepanjangan seperti di Suriah, Timur Tengah.

“Kami mengajak kawan-kawan semua, bahwa kita dilahirkan dari rumah yang sama, yaitu Indonesia. Oleh karena itu, agar rumah ini tidak berantakan dan yang rugi kita semua, mari kita jaga bersama,” kata Rahmat dalam diskusi bertajuk ‘Merajut Kembali Perbedaan dan Friksi Merengkuh Indonesia Maju’, di Hotel Horison Bandung, Sabtu (25/5/2019) malam.

Baca Juga: Sejumlah Jurnalis Jadi Korban Ricuh 22 Mei, Kompolnas Desak Polri Usut Tuntas

Menurutnya kegiatan ini merupakan bentuk kesadaran mereka atas kondisi di Tanah Air saat ini pasca pesta demokrasi. 

“Untuk itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya kepada kaum elite, untuk terus merajut persaudaraan,” ungkapnya.

Adapun Pakar Ilmu Politik, Prof. Karim Suryadi menjelaskan potensi konflik sudah dikanalisasi ke ranah MK tinggal sekarang kita ciptakan iklim yang kondusif.

"Kuncinya hanya satu, stop mengatakan kami dan mereka. Tapi kita mulai perkuat kekitaan. Kekitaan sebagai indonesia," tegasnya.

Karim menilai agak sulit mengharapkan kedamaian apabila keadilan tidak ada. Oleh karena itu bila masih ada kelompok yang merasa ada kecurangan ada ketidakadilan. Maka selanjutnya adalah jangan pernah menciptakan seusatu yang bisa dipersepsi sebagai tindakan tidak adil.  

Tidak ada cara yang terbaik selain mengembalikan kepada pilar politik dan demokrasi kita yakni memperkuat landasan politik dan landasan moral.

Baca Juga: IPW Desak Polisi Ungkap Dalang Kerusuhan Aksi 22 Mei

"Mari kita biarkan MK bekerja menurut fakta yang ada fakta-fakta persidangan yang teruji dan biarkan mereka mengambil keputusan yang independen," katanya.

"Bila selama 9 bulan terakhir kita didominasi oleh landasan politik, taktik, maka saatnya sekarang kita memperkuat landasan moral ketuhanan yme memperkuat dimensi etik yang melandasi kekuatan politik kita," tambahnya.

Disinggung mengenai People power, ia menuturkan jika dikatakan gerakan biasanya terstruktur, ini seperti kejadian yang agak anomali meskipun itu nyata terjadi di 3 tempat Jakarta.

"Itu bisa jadi karena diolah, dikendalikan tetapi menurut saya sebagai sebuah gerakan bersifat masif. Saya katakan tadi bagaimana di petamburan di Tanah Abang dan depan kantor Bawaslu bentrok tapi di Surabaya orang teriak-teriak di lapangan bola," jelasnya.

Dia menambahkan kondisi tersebut bukan sebuah gerakan terstruktur melainkan sebuah letupan karena memanfaatkan momentum. 

"Bisa jadi akar akarnya sudah ada sebelumnya," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: