Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lebaran Bakal Genjot Kinerja Industri Manufaktur RI

Lebaran Bakal Genjot Kinerja Industri Manufaktur RI Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Momentum Ramadan dan Lebaran diproyeksikan akan mendongkrak kinerja sektor industri manufaktur Tanah Air di kuartal kedua tahun ini.

"Kami yakin lebih tinggi dari pertumbuhan industri di kuartal I yang mencapai 4,8%. Kami berharap bisa mendekati 5%," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin, Haris Munandar di Jakarta, Minggu (26/5/2019).

Menurut Haris, iklim usaha seusai pemilihan presiden dan anggota legislatif semakin membaik setelah sebelumnya para investor memilih wait and see. Bahkan, menjelang Lebaran, masyarakat membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman serta pakaian.

"Pasca-pemilu, kami melihat iklim usaha semakin kondusif. Selain itu, konsumsi juga akan meningkat dengan adanya tunjangan hari raya (THR) serta gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil (PNS)," tuturnya.

Baca Juga: Sumbang 74%, Ekspor Produk Manufaktur Masih Tertinggi

Selain itu, peredaran uang ke daerah pun semakin kencang karena banyak masyarakat yang mudik atau pulang kampung. "Liburnya panjang sehingga orang bisa spend lebih besar," imbuhnya.

Haris menambahkan, pertumbuhan industri manufaktur juga akan terkerek oleh kenaikan investasi. Diproyeksikan investasi melonjak pada kuartal II tahun ini. Keyakinan ini pun mengacu pada tren yang sudah terjadi sejak Pemilu 1992.

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup signfikan bagi total investasi di Indonesia. Pada triwulan I 2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 18,5% atau Rp16,1 triliun terhadap realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Adapun tiga sektor yang menunjang paling besar pada total PMDN tersebut di tiga bulan awal tahun ini, yakni industri makanan yang menggelontorkan dana mencapai Rp7,1 triliun, disusul industri logam dasar Rp2,6 triliun, dan industri pengolahan tembakau Rp1,2 triliun.

Selanjutnya, industri manufaktur juga menyetor hingga 26% atau US$1,9 miliar terhadap realisasi penanaman modal asing (PMA). Tiga sektor yang menopangnya, yaitu industri logam dasar sebesar US$ #593 juta, diikuti industri makanan US$376 juta, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$217 juta.

Kemenperin menargetkan, sepanjang 2019 pertumbuhan industri manufaktur dapat mencapai 5,4%. Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer, dan barang elektronika.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: