Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

HMI Dukung Kementan Ciptakan Petani Milenial sebagai Penggerak Pertanian Indonesia

HMI Dukung Kementan Ciptakan Petani Milenial sebagai Penggerak Pertanian Indonesia Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan dan menjadikan sektor pertanian sebagai garda terdepan pertumbuhan ekonomi nasional melalui keterlibatan petani milenial mendapat dukungan dari Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI).

Pasalnya, menurut Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kemaritiman dan Agraria HMI, Pri Menix Dey, memajukan sektor pertanian Indonesia yang berdaulat dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia adalah sesuatu yang mustahil jika tidak membangkitkan minat generasi muda untuk menjadi petani.

"Tahun ini Mentan bertekad menciptakan 1 juta petani milenial. Petani tersebut diharapkan mampu produksi komoditas pertanian yang berorientasi tidak hanya mencukupi kebutuhan dalam negeri, tapi harus kuasai pasar ekspor. Ini bagi kami jalan baru kebangkitan pertanian karena petani milenial tidak hanya bertani, tapi sekaligus menjadi pelaku usaha muda," kata Pri Menix Dey pada acara buka puasa bersama Mentan Amran di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Baca Juga: Gencarkan Program Khusus, Kementan Tekan Stabilitas Harga Pangan

Pria jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menilai program menciptakan petani milenial dapat secepatnya terwujud. Sebab, Kementan sendiri selama pemerintahan Jokowi-JK telah membangun modernisasi pertanian dan menerapkan pertanian yang berbasis teknologi maju. Misalnya, petani di pedesaan hingga perbatasan sudah menggunakan alat mesin pertanian, mulai dari pra-tanam, panen hingga penanganan pascapanen yang sama dengan negara maju.

"Kita bisa lihat Mentan telah mulai membangun digitalisasi pertanian, traktor saja tidak hanya empat roda, tetapi juga ada traktor yang cukup dikendalikan dengan remot kontrol. Begitu juga mesin panen jagung. Inilah yang menjadi turbo penggerak generasi muda dengan mudahnya memilih jalan menjadi petani sukses,” terangnya.

Oleh karena itu, Pri Menix berharap agar program petani milenial secepatnya terwujud, maka perlu mendorong masing-masing daerah memiliki gerakan pengusaha muda pertanian berbasis teknologi pertanian 4.0. Hal ini sejalan dengan gagasan ekonomi umat sebagai poros baru kebangkitan ekonomi Indonesia guna mengurai secara nyata kemiskinan yang didominasi masyarakat di level pedesaan.

"Nah untuk memulai mewujudkan gerakan ini, perlu sinergitas PBHMI dan Kementan untuk membuat preneur camp pengusaha muda pertanian. Kegiatan ini tidak hanya mengejar peningkatan produksi, tapi juga mendorong petani muda menciptakan nilai tambah dari suatu komoditas pertanian," tuturnya.

"Inilah jawaban dari apa yang disampakan Pak Presiden Jokowi bahwa untuk meningkatkan nilai devisa, harus dipacu kegiatan ekspor. Pertanian memiliki banyak komoditas bernilai ekonomis tinggi untuk diekspor," pinta Pri Menix.

Sementara itu, dalam sambutannya,  Amran menyebutkan capaian pembangunan selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, di antaranya berhasil menekan inflasi bahan pangan dari 10,57% pada 2014 menjadi 1,26% di 2017. Dari capaian ini, ada banyak negara yang dilampaui Indonesia, yaitu Jepang, Belanda, Kanada, Jerman. "Total ada 12 negara yang kita lampaui, sebentar lagi Amerika Serikat kita lampaui," tegasnya optimis. 

Capaian berikutnya di bawah pemerintahan Jokowi-JK, sambung Amran, ekspor komoditas pertanian hingga saat ini melonjak 26%, nilainya Rp1.700 triliun. Begitu juga PDB sektor pertanian naik 47%, total akumulasi nilainya Rp1.375 triliun atau separuh dari APBN.

Baca Juga: Amran Komentari Data Terbaru BPS, Begini Katanya

"Itu baru kenaikan saja, tapi Indonesia juga meraih peringkat kelima dunia PDB sektor pertanian. Ini hasil kerja penyuluh-penyuluh di seluruh Indonesia," sebutnya.

Oleh karena itu, Amran bertekad agar yang bergerak di sektor pertanian saat ini hingga ke depannya tidak lagi diisi hanya dari kalangan petani tua, tetapi harus digerakkan oleh petani milenial.

"Inilah yang disebut regenerasi petani yang sekaligus menjadi pelaku usaha di sektor pertanian. Generasi muda tidak hanya memiliki semangat, tetapi juga memiliki terobosan yang kekinian menciptakan inovasi dari hulu hingga hilir, intinya komoditas pertanian selalu memiliki nilai tambah. Alhasil, komoditas pangan bernilai ekspor," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: