Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alibaba Ingin Listing Kedua di Hongkong, Kenapa?

Alibaba Ingin Listing Kedua di Hongkong, Kenapa? Kredit Foto: TechCrunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kabar besar baru saja menerpa pasar modal Hongkong. Alibaba dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menghimpun US$20 miliar lewat listing (daftar) kedua di Hongkong, seperti yang dilaporkan Bloomberg (27/5/2019).

Namun, dari laporan TechCrunch hari ini (28/5/2019), pihak Alibaba bungkam, tak mau mengomentari rumor yang beredar di pasar.

Kepada Bloomberg, narasumber yang tak ingin identitasnya disebut menyebutkan, hasil bidikan modal itu akan digunakan untuk diversifikasi saluran pendanaan serta meningkatkan likuiditas.

Baca Juga: Menang Banyak, Alibaba Raup Ratusan Triliun di Q1 2019

Raksasa e-commerce China itu berencana mengajukan aplikasi pendaftaran secara rahasia. Tepatnya pada paruh kedua 2019, berdasarkan laporan Bloomberg.

Sekadar informasi, lima tahun lalu Alibaba mencetak rekor IPO senilai US$25 miliar di Bursa Efek New York (NYSE). Rekor itu tercatat setelah Alibaba mendapat penolakan Bursa Efek Hongkong (HKEX) karena aturan seputar struktur perusahaan.

Meskipun begitu, HKEX jadi tujuan populer untuk penawaran umum bisnis teknologi China agar lebih dekat dengan investor rumah. Titik balik terjadi ketika HKEX memperkenalkan daftar saham teknologi kelas ganda, menarik Xiaomi dan Meituan Dianping untuk lakukan listing di sana pada tahun lalu.

Baca Juga: Berpaling dari Huawei, Konsumen Lirik 2 Vendor Smartphone Ini

Kabar itu juga muncul saat Huawei sedang dijegal pemerintah Amerika Serikat di tengah serangkaian negosiasi perdagangan tak kunjung usai. Huawei dan lusinan perusahaan afiliasinya babak belur setelah AS memasukkan mereka ke daftar entitas. Itu membuat perusahaan-perusahaan AS perlu meminta persetujuan dari pemerintahnya sebelum melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan China tersebut.

Baru minggu lalu, pembuat cip terbesar di China mengumumkan mereka akan keluar dari NYSE dan berfokus pada listing Hongkong. Meskipun begitu, perusahaan mengklaim rencana tersebut sudah disusun sejak lama dan tidak ada hubungannya dengan perang dagang saat ini.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: