Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesian Tobacco Mau Jual Tembakau ke India

Indonesian Tobacco Mau Jual Tembakau ke India Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indonesian Tobacco Tbk berencana untuk memperbesar porsi ekspor perseroan yang saat ini masih sebesar 2-3%. Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tembakau ini, berharap kontribusi ekspor perseroan akan meningkat hingga ke angka 30%. 

 

Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Tbk, Djonny Saksono menuturkan bahwa perseroan berencana ekspansi ke India dan China dengan menggandeng perusahaan lokal untuk memasarkan produk-produknya.  

 

“ke depan ke India ada juga rencana ekspansi ke China kerjasama dengan perusahaan disana,” jelasnya, di Jakarta, Selasa (28/5/2019). 

 

Baca Juga: IPO, Indonesian Tobacco Jual Saham Rp230 per saham

 

Ia mengungkapkan bila untuk ekspansi ke India saat ini pihaknya tengah dalam proses uji coba produk, yang diharapkan rampung pada Oktober mendatang. “India mereka sudah sampel contoh barang kita, mereka order lagi untuk dilakukan uji pemasaran mulai dipasarkan sekitar September-Oktober,” ungkapnya. 

 

Djonny menyebutkan jika India yang merupakan negara dengan jumlah penduduk 1,34 miliar dan menjadi terbesar kedua di dunia memiliki potensi pasar yang besar. Diperkirakan, potensi ekspor perseroan ke India akan mencapau sebesar 50 hingga 100 ton per bulan. 

 

“Itu sudah 50% dari penjualan kita. Target tahap pertama 8-10 ton, per kilo itu US$15 sehingga bisa US$15 ribu. Tapi pemesanan bertahap, ini kontrak jangka panjang, biasanya 1-2 tahun,” jelasnya. 

 

Saat ini, perusahaan dengan merek tembakau Butterfly ini telah melakukan ekspor tambakau ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia dan Jepang. 

 

Namun begitu, perseroan juga tetap akan memperlebar pasar di domestik dengan masuk ke Sumatera, dan Jawa. Ia menyebutkan pasar perseroan di domestik paling besar di Papua, kemudian di Nusa Tenggara dan Sulawesi Utara. 

 

“Market share kita 40% di Papua. Kita ada pengembangan di Nusa Tenggara 25% dan Sulawesi Utara 20%. Produk kita ada 10 macam, merek dagang kita ada 20 lebih,” pungkasnya. 

 

Baca Juga: Petani Mengeluh Harga Tembakau Terus Turun

 

Untuk memperlancar keinginan tersebut, perseroan pun menawarkan sahamnya ke publik sebanyak-banyaknya 274,06 juta saha, atau 29,13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. 

 

Perseroan menawarkan harga saham Rp180 per saham hingga Rp230 per saham dengan nilai nominal Rp50 per saham. Target perolehan dana dari IPO Rp49,33 miliar hingga Rp63,03 mliar. dana IPO akan digunakan perseroan untuk meningkatkan stok bahan baku perseroan di tahun ini. 

 

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: