Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Dapat Penghargaan, Go-Jek Mau Biayai Pendidikan Anak Pengemudi, Nilainya Bikin Kaget!

Bos Dapat Penghargaan, Go-Jek Mau Biayai Pendidikan Anak Pengemudi, Nilainya Bikin Kaget! Kredit Foto: Go-Jek
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, menyabet penghargaan "Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis", Rabu (29/5/2019), di Tokyo. Ia jadi tokoh teknologi penerima penghargaan termuda se-Asia dalam sejarah gelaran itu.

Penghargaan yang diraih Nadiem berkaitan dengan kontrbusi Go-Jek dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, memudahkan pengguna hingga meningkatkan pendapatan mitra.

"Sejak awal mendirikan Go-Jek, kami selalu berusaha untuk mempermudah hidup masyarakat menggunakan teknologi. Saya bersyukur jadi bagian dari tim inovatif yang bisa mewujudkan berbagai hal jadi mungkin setiap harinya," ujar Nadiem dalam keterangan resmi yang Warta Ekonomi terima.

Kontribusi Go-Jek divalidasi oleh hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang dirilis pada Maret 2019. Hasil riset tersebut menunjukkan, Go-Jek menyumbang Rp44,2 triliun terhadap perekonomian Indonesia. Hasil itu terdiri atas pendapatan mitra pengemudi, mitra UMKM, serta penyedia layanan setelah bergabung dalam ekosistem mereka.

Baca Juga: Tarif Baru Ojol Masih Diuji Coba, Go-Jek Harapkan Hal Ini

Pria kelahiran 4 Juli itu menambahkan, "Seluruh pencapaian Go-Jek merupakan hasil kerja keras para mitra driver, mitra merchant, serta penyedia layanan kami, yang telah memberikan manfaat luar biasa bagi jutaan masyarakat pengguna layanan aplikasi kami."

Bermula dari sebuah aplikasi transportasi yang menyediakan layanan ojek daring, Go-Jek telah berkembang menjadi superapp dengan sekitar 21 layanan. Dalam kurun waktu satu tahun, Go-Jek yang berkantor pusat di Indonesia sudah memperluas jaringan ke Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina.

"Kami berharap untuk terus bertumbuh dan berkontribusi lebih banyak lagi di negara-negara tempat kami beroperasi, dengan memanfaatkan teknologi untuk hal-hal positif dan menciptakan dampak sosial ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat," imbuhnya.

Riset yang sama juga mengungkap bagaimana para mitra pengemudi merasa percaya diri dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya melalui kemitraan dengan Go-Jek. Temuan riset lain dari lembaga itu menunjukkan peningkatan penghasilan rata-rata para mitra (45% untuk mitra Go-Ride dan 42% untuk mitra Go-Car) hingga berada di atas upah minimum kabupaten/kota (UMK).

Sementara itu, 93% mitra UMKM Go-Food mengalami peningkatan volume transaksi setelah masuk ke ekosistem. Empat manfaat utama yang dirasakan oleh para mitra UMKM, meliputi: usaha menjadi lebih populer (95%), adanya peningkatan frekuensi penjualan (97%), peningkatan omzet (97%), dan mendapatkan pelanggan baru (96%).

Itu menambah daftar dampak positif kemitraan dengan Go-Jek, yang juga membuat 95% penyedia layanan Go-Life dalam riset LD FEB UI tersebut merasa percaya diri akan kemampuan mereka untuk memenuhi semua kebutuhan hidup tanpa bergantung pada orang lain.

Nikkei Asia Prize dihelat oleh Nikkei Inc, perusahaan media Jepang, dimulai sejak 1996 untuk mengapresiasi individu ataupun organisasi yang berkontrbusi bagi pengembangan kawasan Asia. Ada tiga kategori dalam penghargaan itu, yakni Inovasi Ekonomi dan Bisnis, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Budaya dan Masyarakat.

Baca Juga: IPO Uber-Lyft Loyo, Gimana Prospek Buat Grab dan Go-Jek, Bro?

Penghargaan senilai US$30.000 (sekitar Rp430 juta) dari Nikkei akan disumbangkan Nadiem Makarim untuk membantu biaya pendidikan anak dari para mitra pengemudi Go-Jek di Indonesia. Lebih lanjut, Go-Jek akan menggandakan donasi tersebut menjadi US$60.000 (sekitar Rp860 juta).

Beberapa tokoh Indonesia yang sebelumnya telah mendapatkan penghargaan Nikkei Asia Prize antara lain Bapak Kependudukan Indonesia Prof Dr Widjojo Nitisastro (1996, kategori pertumbuhan regional), Christine Hakim (2002, kategori kebudayaan), serta Ki Manteb Soedarsono (2010, kategori kebudayaan).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: