Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Rencana Listing Hongkong, Alibaba Perlu Siapkan Ini

Soal Rencana Listing Hongkong, Alibaba Perlu Siapkan Ini Kredit Foto: Bloomberg
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menyusul rencana untuk melalukan listing di Hongkong di tahun yang ramai akan IPO ini, Alibaba berharap untuk menghindari kegagalan Uber Technologies Inc dan Lyft Inc.

Untuk itu, raksasa e-commerce China itu perlu menyiapkan dua hal agar bisa meraih nominal yang ditargetkan, yakni US$20 miliar (sekitar Rp288,4 triliun). Kedua hal itu meliputi: bisnis yang menguntungkan dan rekam jejak pengembalian yang baik bagi investor saham.

"Alibaba telah menghasilkan profit, memiliki arus kas yang besar, dan pertumbuhannya luar biasa. Publik tak akan menilai proses listing kedua mereka dengan negatif," kata Chief Strategyst Bank of Communications Limited (Bocom) International Holdings Co, Hao Hong dilansir dari DealStreetAsia, Rabu (29/5/2019).

Baca Juga: Alibaba Ingin Listing Kedua di Hongkong, Kenapa?

Sebelumnya, sebagian besar perusahaan teknologi global yang melantai di bursa memperdagangkan saham di bawah harga saham mereka, dengan kesepakatan rata-rata kehilangan investor IPO 13%, menurut data yang dihimpun Bloomberg.

Rekam jejak Alibaba

Sejumlah perusahaan yang berencana IPO, meliputi: Postmates Inc, Slack Technologies Inc, dan WeWork Co akan bersaing untuk menarik perhatian investor. Rekam jejak Alibaba di pasar publik dapat mendukung rencana perusahaan tersebut.

Sejak Alibaba mulai memperdagangkan saham di New York pada 2014, sahamnya naik lebih dari dua kali lipat, memberikan nilai pasar perusahaan sekitar US$398 miliar. Itu menunjukkan kenaikan 41% dalam indeks acuan S&P 500 pada periode yang sama. 

Baca Juga: Alibaba Cloud Kuasai 19,6% IaaS dan IUS Asia Pasifik

Listing kedua di Hongkong juga dapat membuka peluang Alibaba untuk terhubung dengan banyak investor kota. Dalam tiap daftar dewan komisaris, posisi untuk investor tersebut memang sudah disiapkan.

Kepala Sekuritas Amerika Serikat (AS) untuk Asia Pasifik di Firma Hukum Hogan Lovells, Stephen Peepels berkata, "Jumlah bunga yang dapat dikumpulkan Alibaba dari investor ritel yang berinvestasi di saham IPO Hong Kong akan sangat besar. Ini akan menjadi perhatian dunia."

Sejarah menunjukkan cara mereka meningkatkan kesepakatan. Ketika marketplace business-to-business Alibaba terdaftar di Hong Kong pada 2007, investor ritel memesan 257 kali lebih dari jumlah stok yang ditawarkan. Hal itu memungkinkan Alibaba untuk meningkatkan porsi saham yang disisihkan menjadi seperempat dari seluruh kesepakatan, naik 15% dari rencana awal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: