Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alumnia Tawarkan Investasi Co-working Space di Depok

Alumnia Tawarkan Investasi Co-working Space di Depok Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Didirikan bersama 7 (tujuh) orang dari berbagai alumni perguruan tinggi ternama IPB, ITB, UGM, UI dan UNIBRAW, Alumnia menjadi perusahaan FinTech pertama dengan basis teknologi blockchain untuk equity crowdfunding. Pada skala kecil dan dengan aturan yang lebih dipermudah, ini semacam urun-dana dengan mekanisme serupa modal ventura dan pasar saham.

Di samping secara umum bergerak pada domain peer-to-peer business investing, Alumnia juga menjadi yang pertama memberikan layanan crowd-donation to university research. Partisipasi publik untuk pendanaan riset di universitas untuk kemaslahatan bangsa.

Untuk proyek pertamanaya, Alumnia membuka kesempatan investasi untuk mengelolala co-working space “Konserta” yang akan dibangun di jalan Juanda, Depok. Bangunan dua lantai seluas kurang lebih 300 m2, akan menjadi co-working space pertama dengan bahan bangun dari dari bambu (strand woven bamboo), dengan desain kontemporer yang artistik, disertai panel tenaga surya.

Agus Wicaksono, CEO and Co-founder Alumnia, menyatakan dana yang dibutuhkan untuk membangun co-working space “Konserta” ini sebesar Rp2,5 miliar dan Alumnia menawarkan investasi  dengan nilai yang terjangkau kepada  masyarakat luas.

"Dengan hanya sekitar Rp. 5 juta, masyarakat sudah bisa ikut memiliki saham Konserta yang memberikan keuntungan bagi hasil yang cukup tinggi," ujar Ary Prasetyo, Chief Marketing Officer Alumnia. Investasi bisa berkembang sesuai kemajuan Konserta dan pengembangan co-working space.

Selain proyek co-working space “Konserta” Alumnia juga merilis crowd-donation to university research untuk riset vaksin Tifus bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta. Ini sebetulnya  merupakan kelanjutan dari proyek yang dilakukan daengan oleh ITB.

Proyek ini akan membuat vaksin yang dikembangkan dari ekstraksi protein bakteri Salmonella. Nantinya, vaksin tifus ini bukan berupa bakteri yang dilemahkan, akan tetapi protein recombinant untuk menghasilkan antibodi serupa ketika disuntikkan ke tubuh manusia. Ini akan relatif lebih aman, dan mendorong industri lokal, karena bahan pembuatannya tidak memerlukan produk impor. Menurut Agus nilai proyek ini sebesar Rp900 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: