Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lengan Komputasi Awan Alibaba Rilis Produk Baru di Asia-Pasifik

Lengan Komputasi Awan Alibaba Rilis Produk Baru di Asia-Pasifik Kredit Foto: Alibaba
Warta Ekonomi, Jakarta -

Alibaba Cloud meluncurkan lebih dari 10 produk dan fitur baru pada Alibaba Cloud Summit, Jumat (31/5/2019). Peluncuran itu disaksikan langsung oleh Menteri Senior Perdagangan, Industri, dan Pendidikan Singapura, Chee Hong Tat. 

Adapun beberapa produk yang baru diluncurkan itu, antara lain SaaS Accelerator, PolarDB, Alibaba Log Service (SLS), dukungan Bring Your Own Key (BYOK), Software Smart Access Gateway (SAG), Container Registry (ACR) Enterprise Edition, dan Container Service for Kubernetes (ACK).

"Kami berkomitmen penuh untuk memberikan kawasan Asia Pasifik ini layanan komputasi awan yang akan mendorong ekosistem teknologi yang terintegrasi dan berkelas dunia," ujar Presiden Alibaba Cloud Intelligence International, Selina Yuan dalam keterangan resminya, Jumat (31/5/2019).

Baca Juga: Soal Rencana Listing Hongkong, Alibaba Perlu Siapkan Ini

Produk dan fitur terbaru tersebut sebelumnya telah tersedia di China. Kini, produk-produk itu pun dapat diakses para pebisnis Asia Pasifik yang hendak menerapkan strategi "All in Cloud".

Yuan menambahkan, "Misi kami untuk memastikan inklusivitas sehingga teknologi komputasi awan kami bisa diakses oleh perusahaan dari berbagai skala."

Didirikan pada 2009, Alibaba Cloud jadi andalan Alibaba Group dalam bidang data intelijen. Layanan cloud yang ditawarkan oleh Alibaba masuk ke daftar tiga teratas penyedoa IaaS dunia, menurut Gartner. Sementara di China, Alibaba Cloud diklaim jadi layanan komputasi awan publik terbesar, berdasarkan data IDC.

Baca Juga: Alibaba Cloud Kuasai 19,6% IaaS dan IUS Asia Pasifik

Sebelumnya, Alibaba Group Holding Limited (NYSE: BABA) mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal I dan tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2019. Perusahaan itu mencatatkan pendapatan masing-masing senilai US$13,9 miliar (sekitar Rp201 triliun) dan US$56 miliar (sekitar Rp811 triliun).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: