Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wah, Isu Referendum Mainan Para Elite Politik?

Wah, Isu Referendum Mainan Para Elite Politik? Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pramono Tanthowi Ubaid, menyebutkan bahwa wacana referendum yang mengemuka baru-baru ini bisa jadi disebabkan oleh permainan politik para elite. Menurutnya, permainan politik di tingkat elite dimaknai secara beraneka ragam oleh masyarakat termasuk salah satunya wacana referendum.

"Meski sebagian kecil, yang melakukan referendum itu imbas bagian dari political game di tingkat elite," ujar Pramono Kantor KPU, Menteng, Jakarta, Jumat (31/5/2019).

Baca Juga: Tidak, Tidak Ada Ceritanya Aceh Referendum, NKRI Harga Mati!!

Menururt Pramono, permainan di tingkat elite kadang dimaknai secara jauh oleh masyarakat. Bahkan, ada yang memaknai permainan politik tersebut sebagai sikap terhadap bangunan kebangsaan.

"Di tingkat masyarakat yang menganggap poltical elektoral itu bukan sebuah game tapi sebagai sikap atas bangunan kebangsaan kita. Itu yang harus dihindari," tandas dia.

Baca Juga: Bamsoet Tolak Manuver Referendum Aceh Usai Prabowo Keok versi KPU

Karena itu, kata Pramono, mengimbau para elite agar segera melakukan rekonsiliasi yang bisa menjadi contoh bagi masyarakat. Semua pihak, kata dia, harus saling bergandengan tangan dan bersatu kembali untuk membangun bangsa pasca kontestasi Pemilu 2019.

"Baik di tingkat bawah, tokoh baik itu tingkat lokal baik itu politik, agama, pemuda, dan media massa harus segera memulai memperlihatkan, mengajak, seru, gimana rekonsilisasi harus dilakukan di tingkat lokal. Karena sebagian masyarakat di bawah konflik menjadi persoalan personal bahkan bisa merembet ke agama, sikap politik terhadap bangunan kebangsaan kita," tambah dia.

Sebelumnya, Mantan Panglima Gerekan Aceh Merdeka (GAM) yang saat ini menjabat sebagai ketua umum Komite Peralihan Aceh (KPA) dan sekaligus ketua umum Partai Aceh (PA), Muzakir Manaf menyerukan masyarakat Aceh melakukan referendum atau jajak pendapat. Pilihannya, mau tetap di Indonesia atau lepas dan jadi negara baru.

Seruan referendum itu dikatakan Muzakir Manaf alias Mualem dalam sambutannya pada peringatan kesembilan (3 Juni 2010-3 Juni 2019), wafatnya Wali Negara Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Muhammad Hasan Ditiro dan buka bersama di salah satu Gedung Amel Banda Aceh, Senin (27/5/2019) malam.

“Alhamudlillah, kita melihat saat ini, negara kita di Indonesia tak jelas soal keadilan dan demokrasi. Indonesia diambang kehancuran dari sisi apa saja. Itu sebabnya, maaf Pak Pangdam, ke depan Aceh kita minta referendum saja," ujar Mualem yang disambut tepuk tangan dan yel yel "Hidup Mualem".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: