Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Arus Balik Lebih Padat Ketimbang Arus Mudik?

Kenapa Arus Balik Lebih Padat Ketimbang Arus Mudik? Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, arus balik Lebaran tahun ini lebih padat ketimbang arus mudiknya. Untuk arus balik para pemudik hanya memiliki waktu lima hari sementara arus mudik tujuh hari.

Baca Juga: Puncak Arus Balik, Gerbang Tol Cikampek Merayap

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub, Sugihardjo, menjelaskan, periode arus balik pada musim Lebaran tahun ini jatuh pada 8 Juni 2019 sampai dengan 10 Juni 2019. Lebih dari itu, sudah masuk pada masa kerja.

"Dikarenakan periode arus baliknya pendek, sejak Sabtu malam lalu lintas padat dan sampai Ahad siang masih cukup padat," kata Sugihardjo di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu, Kemenhub, Jakarta, Ahad (9/6).

Sugihardjo memperkirakan, pada hingga Ahad jumlah kendaraan yang melewati jalur darat, baik tol maupun non tol masih akan terus mengalur seiring akan berakhirnya masa libur panjang. Ia menekankan, puncak arus mudik baik via darat, laut, maupun udara diperkirakan akan jatuh pada Ahad. Sebab, pada 10 Juni 2019 sudah masuk pada hari Senin dimana masa kerja telah dimulai.

Tingginya kepadatan arus balik tersebut, juga menjadi salah satu dasar Kemenhub bersama Kepolisian untuk menetapkan buka tutup rest area. Salah satunya, demi mencegah adanya penumpukan kendaraan di rest area hingga memenuhi bahu jalan. Kondisi itu, menurut Kemenhub, berpotensi menyebabkan kecelakaan dan mengurangi efekvitas lalu lintas di jalan tol.

Sementara itu, PT Jasa Marga melaporkan, pada kurun waktu Jumat-Sabtu atau yang bertepatan dengan H+1 dan H+2 Lebaran, terdapat total 451 ribu kendaraan menuju Jakarta. Angka tersebut, naik sebesar 65,53 persen dari rata-rata lalu lintas harian normal sekitar 275.858 kendaraan.

Sebanyak 451 ribu kendaraan tersebut mayoritas berasal dari arah timur sebesar 62 persen. Sisanya, sebanyak 22 persen dari arah barat, serta 16 persen dari arah selatan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: