Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada! Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Diproyeksi Tumbuh di Bawah 6%

Waspada! Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Diproyeksi Tumbuh di Bawah 6% Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik tahun ini hanya 5,9%. Angka ini melambat dibanding pertumbuhan 2018 yang mencapai 6,3%. Menurut Bank Dunia ini adalah pertama kalinya sejak krisis keuangan Asia 1997-1998 di mana pertumbuhan di kawasan itu telah turun di bawah 6%.

Proyeksi itu tertuang dalam laporan Global Economic Prospects June 2019: Heightened Tensions,Subdued Investments. Pada proyeksi terbarunya itu Bank Dunia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi China melambat dikisaran 6,2%. Angka tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan pada tahun lalu yang mencapai 6,8%.Perlambatan ini dipicu oleh perdagangan global.

Di seluruh wilayah pertumbuhan juga diperkirakan akan moderat ke 5,1% pada 2019 sebelum rebound moderat menjadi 5,2% pada 2020 dan 2021, karena perdagangan global stabil. Sebelumnya Bank Dunia juga telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi hanya 2,6%.

Baca Juga: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global Jadi 2,6%

Angka tersebut turun 0,3% dari perkiraan sebelumnya. Namun demikian pertumbuhan diproyeksikan  naik menjadi 2,8% pada tahun 2021. Presiden Kelompok Bank Dunia David Malpass mengatakan penurunan proyeksi ini didasari oleh potensi perlambatan perdagangan internasional dan sektor manufaktur serta investasi yang lebih buruk dari perkirakan sebelumnya.

“Momentum ekonomi saat ini masih lemah, sementara tingkat utang yang tinggi dan pertumbuhan investasi yang lemah di negara-negara berkembang menghambat negara-negara untuk mencapai potensi mereka. Sangat mendesak bagi negara-negara untuk melakukan reformasi struktural yang signifikan untuk meningkatkan iklim bisnis dan menarik investasi. Mereka juga perlu menjadikan pengelolaan utang dan transparansi sebagai prioritas tinggi sehingga utang baru menambah pertumbuhan dan investasi,” ucap David.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: