Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Global Suram, Ini Masukan Bank Dunia ke Indonesia

Ekonomi Global Suram, Ini Masukan Bank Dunia ke Indonesia Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Bank Dunia David Malpass menyarankan agar pemerintah Indonesia tetap menjalankan reformasi struktural pada kondisi saat ini dimana ekonomi global masih relatif rentan.

Bank Dunia melalui proyeksi terbarunya yang  tertuang dalam laporan Global Economic Prospects June 2019: Heightened Tensions, Subdued Investments mengungkapkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi hanya 2,6%.  Angka tersebut turun 0,3% dari perkiraan sebelumnya. Namun demikian pertumbuhan diproyeksikan  naik menjadi 2,8% pada tahun 2021.

“Sangat mendesak bagi negara-negara berkembang untuk melakukan reformasi struktural yang signifikan untuk meningkatkan iklim bisnis dan menarik investasi,”Ujar David saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani di sela-sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 di Jepang pada Sabtu, (8/6/2019).

Baca Juga: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global Jadi 2,6%

Sementara itu Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus melakukan reformasi terkait regulasi, institusi, dan reformasi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara. Salah satu bentuk ketiga reformasi tersebut adalah kerjasama antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk mengoptimalkan penerimaan negara.

“Indonesia terus melakukan reformasi struktural seperti di bidang investasi dengan mengurangi negative list secara berkelanjutan untuk mendorong investasi,” kata Sri Mulyani.

Di satu sisi lanjut dia gejolak perdagangan global turut mempengaruhi perekonomian domestik. Ekspor Indonesia mengalami kontraksi termasuk impor yang mempengaruhi level pertumbuhan ekonomi.

Ia pun menyerukan agar kondisi ekonomi global perlu diantisipasi hingga jangka menengah karena cukup mengkhawatirkan. Harga komoditi, khususnya pertambangan akan tertekan dan berdampak kepada penerimaan negara.

“Saya berharap sebagian guncangan ekonomi akan diserap sisi pengeluaran sebagai automatic stabilizer,”pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: