Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demokrat Kena Dikte Partai Baru, Nggak Malu?

Demokrat Kena Dikte Partai Baru, Nggak Malu? Kredit Foto: Antara/Saiful Bahri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, angkat suara terkait sikap Politikus Partai Demokrat, Rachland Nasidik yang meminta agar Koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dibubarkan.

Ia mengaku tidak paham logika yang dibangun pengurus Demokrat terkait pembubaran tersebut. Menurutnya, seluruh koalisi masih eksis termasuk koalisi pengusung Prabowo-Sandi di mana masing-masing koalisi masih mengurus persiapan proses gugatan sengketa Pilpres 2019 di Mahkmah Kontitusi (MK).

"Jadi tidak mungkin bubar secara organisatoris sampai Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf ditetapkan secara legal-konstitusional sebagai presiden dan wakil presiden terpilih," ujar Antoni saat dihubungi, Selasa (11/6/2019).

Baca Juga: PAN dan Demokrat Gabung ke Jokowi, PSI Bereaksi

Lanjut politisi PSI ini, menuturkan partai-partai yang tergabung di TKN diharapkan menjadi koalisi permanen selama lima tahun untuk mengawal pemerintahan Jokowi-Kiai Ma'ruf guna memastikan janji politik Jokowi selama kampanye dapat diimplementasikan dengan baik.

Dia mempersilakan jika ada partai-partai lain di luar TKN yang akan bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf. Pihaknya menganggap Koalisi Jokowi-Ma'ruf tidak ingin menjadi koalisi yang ekslusif. Selama memiliki niat baik mendukung pemerintahan Jokowi-Kiai Ma'ruf pihaknya sangat terbuka. 

Baca Juga: PAN dan Demokrat Gabung ke Jokowi, PSI Bereaksi

"Silakan kawan Demokrat atau PAN bergabung. Saya kira begitu garis politik yang diarahkan Pak Jokowi," jelasnya.

Mengenai kursi di kabinet, kata Toni, pihaknya seutuhnya menyerahkan ke Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif. "Bila Pak Jokowi memberikan kursi menteri kepada Demokrat atau PAN sebagai "pendatang baru" di koalisi, kami sangat setuju dan mendukung apa pun keputusan Pak Jokowi," ucapnya.

Namun di sisi lain, tambah Toni, seperti halnya sembilan partai yang bergabung di TKN bahwa mendukung Jokowi bukan karena "politik dagang sapi" atau bagi-bagi jatah menteri. "Tapi benar-benar karena kami ingin Pak Jokowi meneruskan kepemimpinan di Indonesia. Hal ini mohon dimaklumi kawan-kawan yang ingin bergabung," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: