Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Harga Batubara Turun, Mitrabara Tetap Naikkan Produksi

Meski Harga Batubara Turun, Mitrabara Tetap Naikkan Produksi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Emiten batubara, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) pada tahun ini mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$4,97 juta. 

 

Direktur Utama MBAP, Widada mengungkapkan jika dana capex akan digunakan perseroan untuk medorong kapasitas produksi di 2019 sebesar 10% dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai empat juta ton.

 

"Dana capex kami yang berasal dari kas internal akan mempunyai cukup kemampuan untuk menumbuhkan kapasitas produksi Mitrabara sekitar 10 persen," katanya,  di Jakarta, Rabu (12/6/2019). 

 

Baca Juga: Dividen Mitrabara Membara di Tahun Ini

 

Pasalnya, dana capex akan digunakan untuk maintenance sejumlah mesin dan peralatan produksi. "Kami confidence pada tahun ini akan mencapai target pertumbuhan kapasitas produksi tersebut," tuturnya.

 

Ia juga menuturkan bila saat ini harga batubara masih dalam tren penurunan, namun besaran penurunannya lebih rendah ketimbang di 2018. "Pada 2019, harga rada turun sedikit. Mungkin ada perusahan yang akan menurunkan tingkat produksinya di tahun ini," tuturnya.

 

Kondisi ini diprediksikan akan membuat perusahaan batubara lain menurunkan produksi sehingga erseroan bisa mengambil pasar yang sebelumnya menerima suplai dari kompetitor. 

 

"Ada pasar yang biasanya di-supply oleh mereka dan tidak bisa di-supply lagi. Ini peluang yang kami lihat," ucap Widada.

 

Baca Juga: Akuisisi Mitrabara Adiperdana di DBU Meningkat Jadi 26%

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, 2018 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri pertambangan batubara global, akibat perubahan kondisi pasar yang dipengaruhi penurunan harga. "Sejak Kuartal IV-2018, harga batubara mengalami penurunan yang luar biasa," tegasnya.

 

Dengan demikian, menurut Widada, pada tahun lalu MBAP terkonsentrasi untuk melakukan efisiensi biaya produksi. "Saat itu kami harus berpikir keras untuk melakukan cost efficiency," kata Widada.

 

Meski terjadi penurunan harga di tingkat global, jelas dia, pada tahun lalu MBAP mampu membukukan nilai penjualan sebesar USD258,1 juta atau setara dengan perolehan di 2017 yang senilai USD258,6 juta. Pada 2018, Perseroan mengalami peningkatan biaya bahan bakar sebesar 39 persen (year-on-year).

 

Sementara itu, pada 2018 laba bersih MBAP tercatat sebesar USD50,44 juta. "Pada RUPS Tahunan hari ini menyetujui pembagian dividen final sebesar Rp58 per saham atau sebesar Rp71 miliar yang berasal dari laba bersih 2018," ucapnya.

 

Pada Desember 2018, MBAP telah membagikan dividen interim sebesar Rp240 per saham atau sebesar Rp294 miliar. "Jadi, total dividen yang kami bagikan di tahun ini sebesar Rp298 per saham. Total dividen sekitar 40 persen dari laba 2018," ujar Widada.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: