Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BSA: Tak Adopsi Software Resmi, Perusahaan Indonesia Akan Kehilangan...

BSA: Tak Adopsi Software Resmi, Perusahaan Indonesia Akan Kehilangan... Kredit Foto: Unsplash/Per Lööv
Warta Ekonomi, Jakarta -

Business Software Alliance (BSA), konsultan hukum untuk industri software global, mendorong para pemimpin bisnis di Indonesia untuk mengadopsi peraturan zero tolerance dan menghapus penggunaan software tanpa izin (ilegal) dari perusahaan mereka.

Dengan mematuhi peraturan ini, perusahaan dapat meningkatkan pertahanan terhadap pembobolan data dan kejahatan siber, mengurangi kerugian finansial dan risiko hukum, sekaligus menumbuhkan rasa aman bagi investor. BSA mendukung misi ini dengan menindaki hampir 4.000 pelanggaran hukum per tahun terkait penegakan hak cipta global.

Baca Juga: Penggunaan Software Bajakan di Indonesia Tinggi, Akhirnya Kampanye Ini Digelar

Baru-baru ini BSA mengimplementasikan kampanye "Legalize and Protect" untuk mengedukasi masyarakat Indonesia dan Asean tentang kesadaran risiko dan mendorong perusahaan untuk melegalkan aset software mereka.

Kampanye ini dilakukan melalui berbagai jalur komunikasi, termasuk melalui media sosial maupun  jangkauan langsung bersama dengan pemerintah lokal guna mengimbau para pengguna tentang risiko dan konsekuensi penggunaan software tidak berlisensi.

Menurut International Data Corporation, perusahaan intelijen pasar global, pebisnis, dan para investor dapat meningkatkan keuntungan hingga 11% sebagai dampak dari peralihan ke penggunaan software resmi.

Baca Juga: Waduh, Pemerintah Sulit Tindak Software Ilegal?

Data BSA menunjukkan bahwa banyak perusahaan Indonesia yang harus mengimplementasikan penggunaan software resmi, jika tidak, mereka akan membahayakan keamanan siber nasional yang dapat menyebabkan pembobolan data, kerugian finansial, dan konsekuensi hukum.

"Penggunaan software tanpa izin atau ilegal menunjukan pengambilan keputusan yang buruk serta pengambilan risiko yang tidak penting," kata Direktur Senior BSA, Tarun Sawney.

"Investasi ekuitas juga tidak aman di perusahaan yang mengambil risiko seperti itu karena mereka dapat dengan mudah kehilangan keunggulan kompetitif mereka jika pembobolan data terjadi. Software legal dan sah, di sisi lain, merupakan jenis investasi yang dapat membantu meningkatkan keamanan perusahaan."

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: