Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Risiko Perusahaan Gunakan Software Bajakan: Dari Virus hingga Gulung Tikar

Risiko Perusahaan Gunakan Software Bajakan: Dari Virus hingga Gulung Tikar Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Malware merupakan risiko utama dari penggunaan software tanpa izin (ilegal), yang dapat digunakan untuk mencuri data personal atau perusahaan, mengawasi aktivitas, merusak fungsi perangkat, atau membajak sistem sumber daya untuk keuntungan pembuat malware.

Biaya perbaikan sebuah kasus malware dapat mencapai Rp145 juta per komputer, dan membutuhkan waktu hingga 50 hari untuk dikerjakan, serta merugikan perusahaan besar sekitar Rp35 miliar. Faktanya, 60% perusahaan kecil yang terkena serangan siber dapat merugi hingga menyebabkan kebangkrutan hanya dalam enam bulan.

"Saat ini, lebih dari 80% yang digunakan di Indonesia merupakan software tanpa izin, yang membuatnya sangat rentan terhadap kejahatan siber yang juga bisa menghambat pertumbuhan perusahaan," kata Direktur Senior Business Software Alliance (BSA), Tarun Sawney.

Baca Juga: BSA: Tak Adopsi Software Resmi, Perusahaan Indonesia akan Kehilangan...

Dia menambahkan, "Perusahaan besar bisa mengalami kerugian besar, dan perusahaan yang lebih kecil dan startup bisa gulung tikar akibat kerugian yang bisa dialami. Tentu saja, kerugian seperti ini akan sangat merugikan para investor."

Selain potensi hacking, kehilangan data, dan downtime perusahaan, software yang terinfeksi dapat membahayakan reputasi perusahaan publik di depan pemegang saham, pegawai, dan klien.

Software modern kini menggunakan model langganan, sebuah investasi yang nilainya kecil dan terus memberikan pembaruan reguler untuk keamanan dan fungsionalitas bagi para pengguna. Pembaruan seperti ini tidak didapatkan oleh software tidak berlisensi, yang mengakibatkan perusahaan lebih rentan terhadap serangan.

Baca Juga: Dear Pelaku Usaha, Software Bajakan Bisa Buat Rugi Jutaan Dolar Loh

Banyak hackers dan pembuat malware yang memang secara khusus menargetkan kelemahan yang dimiliki software tidak berlisensi. Penggunaan software resmi dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan memungkinkan para pekerja di perusahaan memaksimalkan kemampuan sebuah software.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: