Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hati-hati! Makan Daging Merah 3 Kali Seminggu Tingkatkan Risiko Kematian Dini

Hati-hati! Makan Daging Merah 3 Kali Seminggu Tingkatkan Risiko Kematian Dini Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu penyebab kematian adalah pola makan yang keliru. Meningkatnya kemakmuran masyarakat seringkali menyebabkan peningkatan pola konsumsi, baik secara kualitas maupun kuantitas. Sayangnya, faktor kesehatan seringkali belum menjadi perhatian serius.

Warta Ekonomi mencarikan berbagai sumber informasi agar Anda dapat menjaga kesehatan. Berikut satu artikel yang bersumber dari laman independent.co.uk.

Asupan daging merah yang tinggi, seperti daging sapi, babi, dan domba, sebelumnya telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan jenis kanker tertentu. Akan tetapi, masih sedikit informasi yang diketahui tentang bagaimana perubahan jumlah daging merah yang dikonsumsi dapat mempengaruhi risiko kematian dini.

Baca Juga: Makan Siang Bareng Warren Buffett, Harga Tiketnya Fantastis!

Tim peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health di Massachusetts melihat hubungan antara tingkat konsumsi daging merah selama periode delapan tahun dengan tingkat kematian selama delapan tahun berikutnya.

Para peneliti menggunakan data dari 53.553 perawat wanita yang terdaftar di Amerika Serikat, yang berusia 30 hingga 55 tahun, dari Nurses 'Health Study (NHS) dan 27.916 profesional kesehatan pria AS, berusia 40 hingga 75 tahun, dari Health Follow-up Study (HPFS) Kesehatan Profesional.

Pada awal penelitian, semua peserta bebas dari penyakit kardiovaskular dan kanker. Setiap empat tahun para peserta diminta untuk mengisi kuesioner, di mana mereka ditanyakan seberapa sering mereka memakan setiap makanan dalam satu tahun terakhir, mulai dari "tidak pernah atau kurang dari sekali per bulan" hingga "enam kali atau lebih sehari".

Selama masa penelitian, jumlah total kematian mencapai 14.019 orang (8.426 wanita dan 5.593 pria). Penyebab utamanya adalah penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan, dan penyakit neurodegeneratif.

Setelah disesuaikan dengan usia dan faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhinya, para peneliti menetapkan bahwa makan daging merah, baik yang diproses maupun yang tidak diproses 3,5 kali seminggu atau lebih, selama periode delapan tahun, dapat berisiko menyebabkan kematian 10 persen lebih tinggi.

Demikian pula, peningkatan asupan daging merah olahan, seperti bacon dan sosis, sebanyak 3,5 porsi seminggu atau lebih juga dapat berisiko menyebabkan kematian 13 persen lebih tinggi, sedangkan meningkatnya konsumsi daging merah yang tidak diolah, berisiko 9  persen lebih tinggi.

Baca Juga: Cocok untuk Lebaran, 5 Bisnis Makanan Ringan Milik Artis Ini Patut Diborong

Tim peneliti juga menemukan bahwa mengganti daging merah dengan hewan yang lebih sehat atau dengan alternatif nabati berisiko menyebabkan kematian yang lebih rendah. Misalnya, mengganti satu porsi daging merah per hari dengan satu porsi ikan dapat berisiko menyebabkan kematian 17 persen lebih rendah.

Karena ini merupakan penelitian observasional, penulis menunjukkan beberapa penjelasan, termasuk bahwa mereka tidak melihat adanya alasan mengalihkan konsumsi daging merah dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Namun, mereka menambahkan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari banyak orang selama periode yang panjang, dengan penilaian berulang-ulang terhadap faktor diet dan gaya hidup, dan hasil yang konsisten. Para peneliti mengatakan bahwa temuan ini membagikan pesan praktis kepada masyarakat umum tentang "bagaimana perubahan dalam mengonsumsi daging merah dikaitkan dengan kesehatan".

Mereka menuliskan, "Perubahan sumber protein atau makan makanan nabati yang sehat seperti sayuran atau biji-bijian dapat meningkatkan persentase seseorang dapat berumur panjang," Studi ini mengikuti panggilan dari para peneliti University of Oxford untuk menerapkan pajak daging merah pada makanan olahan seperti sosis dan daging.

Pada November 2018, para peneliti mengklaim bahwa dengan menaikkan harga daging merah hingga 80 persen dapat mencegah hampir 6.000 kematian per tahun dan menyelamatkan NHS lebih dari £734 juta.

"Berdasarkan tingkat makan daging saat ini, secara global ini berarti jika setiap negara menerapkan pajak atas daging merah, jumlah kematian 220.000 lebih sedikit per tahunnya dan penghematan $40 miliar (Rp571 triliun)," tambah tim peneliti.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: