Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknik Deepfake AI Digunakan untuk Mematai-Matai

Teknik Deepfake AI Digunakan untuk Mematai-Matai Kredit Foto: Reuters/Kacper Pempel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penggunaan media sosial seperti LinkedIn untuk aktivitas mata-mata (spionase) sudah terjadi, menurut William Evanina, Direktur Pusat Kontra-Intelijen dan Keamanan Nasional AS. Menurutnya, ketimbang mengirim mata-mata ke beberapa garasi parkir di Amerika Serikat untuk memantau target, penggunaan teknik deepfake AI di media sosial saat ini lebih efisien.

"Tinggal duduk di depan layar komputer di Shanghai misalnya dan mengirimkan permintaan pertemanan hingga 30.000 target lewat LinkedIn," kata dia kepada The Associated Press, belum lama ini.

Baca Juga: China Menuduh AS Aktor Intelektual Demo di Hong Kong

William merujuk kasus deepfake akun LinkedIn baru-baru ini bernama Katie Jones. Kasusnya tidak biasa karena menggunakan metode AI yang dikenal sebagai generative adversarial network (atau GAN) untuk membuat gambar profil palsu akun. Penggunaan GAN untuk membuat wajah palsu memang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang ditunjukkan situs ThisPersonDoesNotExist.com.

Meskipun mata-mata yang menggunakan LinkedIn dapat mengambil foto media sosial secara acak untuk membuat akun mereka, namun akan ketahuan jika kita mengamati foto tersebut lebih dekat. Dalam kasus Katie Jones, dapat dilihat bahwa wajahnya sedikit asimetris dengan latar belakangnya. Tepi rambut dan telinganya juga buram dan ada garis-garis aneh pada wajahnya.

The AP sendiri menyimpulkan gambar tersebut dibuat menggunakan teknik pembelajaran mesin. Kejadian seperti ini Katie Jones menunjukkan bahwa kekhawatiran bahwa deepfake AI bisa dimanfaatkan oleh orang jahat bukan hal yang tidak nyata.

Namun bahaya terbesar terkait mata-mata LinkedIn sebenarnya bukan deepfake AI sendiri, tetapi pengguna yang kurang teliti menerima permintaaan pertemanan misalnya. Seperti yang dikatakan Paul Winfree, ekonom dan calon anggota dewan Federal Reserve bahwa ia mungkin pengguna LinkedIn terburuk karena ia benar-benar menerima setiap permintaan teman yang didapatkannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: