Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

6 Strategi Indonesia dalam Transisi Energi Perlindungan Lingkungan

6 Strategi Indonesia dalam Transisi Energi Perlindungan Lingkungan Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya membahas transisi energi yang selaras atau pro dengan perlindungan lingkungan dalam pertemuan tingkat menteri negara-negara G20 di Karuizawa, 150 kilometer utara Tokyo, Jepang.

Ministerial Meeting tersebut akan menyepakati Komitmen Energi G20 dalam Dokumen Lengkap Ministerial Communique, yang dibahas pada Energy Transitions Working Group (ETWG).

Dengan mengintegrasikan isu perubahan iklim, Jepang mengangkat tema utama transisi energi yang selaras dengan perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi dalam 3E+S, yaitu Energy Security, Economic Efficiency, and Environment and Safety.

Jepang juga memprioritaskan agenda innovation dan advanced energy issues, yaitu hidrogen, carbon capture storage and utilization (CCUS), well-to-wheel analysist dan nuklir, serta research and development 20 (RD20).

Baca Juga: Indonesia-Jepang Teken HoA Pengembangan Blok Masela, Target On Stream 2027

Pada kesempatani tersebut, Indonesia berupaya melakukan berbagai upaya dan respons strategis, sehingga Sekretariat G20 Jepang mengakomodasi sejumlah isu dalam Third Draft Communique antara lain pertama, memasukkan Sustainable Development Goals (SDGs)/Agenda 2030 sebagai referensi utama Komunike, dengan mengakui implementasi transisi energi yang beragam sesuai SDGs (SDG7).

Kedua, memasukkan biofuels sebagai salah satu energy innovations, serta bioenergy sebagai bagian dari energi terbarukan dan transisi energi di dunia pada beragam penggunaan terutama pembangkit listrik dan transportasi.

Ketiga, memasukkan aspek affordability pada energy efficiency dan power system, dan mengangkat clean and affordable energy access sebagai bagian tersendiri.

Keempat, menekankan pentingnya memahami situasi masing-masing negara dalam pengembangan CCUS, dan mendorong kolaborasi internasional dalam pengembangan hidrogen yang relatif masih baru.

Baca Juga: Menteri Jonan Ketok Palu Investasi Blok Masela US$20 Miliar?

Kelima, memfokuskan well-to-wheel hanya untuk mengembangkan potensi efisiensi energi, dan tidak untuk standardisasi perhitungan emisi CO2 kendaraan bermotor di setiap negara.

Keenam, menyederhanakan pembahasan nuklir dan mengakomodasi kepentingan negara non-pemakai nuklir.

Selain mengikuti Ministerial Meeting, Jonan dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan beberapa negara, salah satunya Jepang dengan agenda menyaksikan penandatanganan head of agreement (HoA) Inpex untuk pengelolaan Blok Masela, sumber di perairan Maluku.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: