Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengintip Persaingan Industri Coworking Space

Mengintip Persaingan Industri Coworking Space Kredit Foto: Unsplash/Johnson Wang
Warta Ekonomi, Jakarta -

Coworking space merupakan industri baru yang mulai nampak pertumbuhannya pada 2017 lalu. Para pelaku bisnis di bidang coworking space pun mengaku masih melihat peluang yang sangat besar di Indonesia. Bisnis ruang kerja kolaborasi ini menawarkan kemudahan untuk membangun relasi pada para penggunanya.

Faye Alund, pemilik Kumpul Coworking yang juga Presiden Komunitas Coworking Indonesia, mengungkapkan bahwa kompetisi bisnis di industri coworking space adalah kompetisi yang berdasarkan pada tiap nilai yang ditawarkan.

"Kalau persaingannya hanya dari perang harga, itu adalah persaingan yang paling malas. Gampang banget, tinggal lihat kurang lebih, contek produk orang, misalkan dia jual 1.000, maka saya jual 500. Tetapi jika kita bisa mengulik value apa yang bisa saya tawarkan lebih untuk audiens saya, kira-kira mereka lebih bisa diselesaikan masalahnya dengan solusi-solusi apa, sebenarnya sah-sah saja. Jadi, lebih banyak mengutamakan business with values," terang Faye kepada Warta Ekonomi.

Baca Juga: Ini Alasan Entrepreneur dan Startup Tertarik dengan Coworking Space

Menurutnya, kompetitor bagi bisnis coworking space bukanlah bisnis sejenis lainnya. Tantangan terbesar di industri yang cukup baru ini adalah awarness dan memperkenalkan apa itu coworking. Jika orang belum mengenal coworking space, tentu tidak ada pula yang akan membeli. 

Tetapi jika makin banyak coworking space yang tumbuh, maka keberadaannya akan semakin umum di telinga orang. Dengan demikian, akan lebih banyak orang mengetahui tentang coworking space

Kompetitor utama dalam bisnis coworking space, seperti dijelaskan Faye, ialah tentang nilai bagaimana bekerja tidak hanya dari meja, kursi, dan internet. Jika hanya tiga hal itu (meja, kursi, internet) yang menjadi nilainya, maka orang akan lebih memilih bekerja di rumah, kafe atau di mana pun.

"Tetapi jika sudah tahu bahwa yang ditawarkan adalah supersistem yang relevan, yaitu bisa menembus berbagai network, yang relevan untuk perkembangan bisnis personal kita yang sebelumnya sulit ditembus jika kita tidak bekerja di tempat seperti coworking space," jelas Faye.

Selain itu, juga kesempatan untuk meningkatkan skill atau berbagai kegiatan yang ada di coworking space. Menurut Faye, jika nilainya sudah disadari, maka akan semakin mudah menjual produk coworking space

Selain itu, ia menjelaskan bahwa para pemilik coworking space memiliki alasan yang berbeda beda mengenai tujuannya terjun ke industri yang lekat dengan bisnis startup digital ini. Ada yang mempunyai visi tertentu, ada yang ikut-ikutan, ada yang dari pecahan industri lain seperti properti, dan ada pula yang sudah bergerak di pemerintahan. 

Baca Juga: Coworking Space Berkembang, Bisnis Sewa Kantor Turun 6,67%

Faye juga mengungkapkan bahwa persaingan di industri coworking space saat ini tidak berbeda dengan industri lain.

Faye menganalogikan persaingan bisnis coworking space yang sama dengan bisnis pada umumnya seperti restoran, dari sekian banyak restoran di sebuah area, maka yang akan bertahan adalah yang dianggap paling nyambung dengan audiens itu. Mulai dari warna, kultur, dan rasanya. 

"Jadi, persaingan itu baik, jika orang sudah bisa mengerucutkan, sebenarnya saya ini bisnis apa dan untuk siapa," tegas Faye.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: