Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Huawei Rugi US$30 Miliar Akibat Tekanan AS

Huawei Rugi US$30 Miliar Akibat Tekanan AS Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Huawei Technologies Co Ltd ternyata menderita lebih parah dari yang diperkirakan. Founder dan CEO Ren Zhengfei mengatakan telah menurunkan ekspektasi pendapatan tahun ini.

Sebagaimana dilansir Reuters, Ren memperkirakan larangan AS akan menurunkan pendapatannya sebesar US$30 miliar. Inilah untuk pertama kali Huawei memperkirakan kerugian akibat dari larangan AS.

Sebagaimana diketahui, AS menempatkan Huawei pada daftar hitam perusahaan yang dilarang berbisnis dengan perusahaan dan pemerintah AS dengan alasan keamanan, kecuali dengan izin khusus.  Suatu alasan yang sudah berkali-kali dibantah AS.

Baca Juga: Tak Gentar Hadapi Boikot Amerika, Huawei Merapat ke Rusia

Larangan ini berdampak terhadap Google yang melarang pemakaian OS Android di smartphone Huawei. Juga perusahaan manufaktur cip asal Inggris, ARM, yang mulai membatasi hubungan bisnisnya dengan Huawei. Dan ini sedang berlangsung ke perusahaan-perusahaan lain, termasuk perusahaan Jepang.

"Huawei tidak memperkirakan dampak dari larangan ini akan menjatuhkan perusahaan secara dahsyat," ujar Ren, yang berbicara di markas besar Huawei di Shenzen pada Senin (17/6/2019) kemarin

"Jujurnya, kami tidak memperkirakan dampaknya akan sejauh ini,” ujar Ren. Tapi, dia buru-buru mengatakan bahwa mereka akan bangkit pada 2021.

"Kami tidak bisa mendapatkan pasokan komponen, tidak dapat berpartisipasi dengan banyak organisasi internasional, tidak dapat bekerja dengan banyak universitas, tidak dapat menggunakan komponen AS, dan bahkan tidak dapat terhubung dengan jaringan yang menggunakan komponen asal AS," curhat Ren panjang lebar.

Baca Juga: Walau Diboikot Amerika, Pangsa Pasar Huawei Masih Tumbuh Pesat di Eropa

Huawei tahun lalu mendapatkan revenue sebesar US$104 miliar, dan berharap pendapatan sekitar US$100 miliar di tahun ini dan tahun berikutnya, tambah Ren.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: