Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Balas Dendam China: Segera Akan Batasi Mineral Langka Jatah AS

Balas Dendam China: Segera Akan Batasi Mineral Langka Jatah AS Kredit Foto: Reuters/Gary Cameron
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah perang dagang yang sedang berlangsung dengan AS, komisi pembangunan dan reformasi China saat ini sedang mengembangkan kebijakan negara baru tentang logam mineral langka, dan bermaksud untuk membuatnya dikenal masyarakan secepat mungkin.

Sebagaimana dilansir dari rt.com, juru bicara badan perencanaan negara Tiongkok NDRC, Meng Wei, tidak memberikan rincian lebih lanjut pada konferensi pers hari Senin.

Ancaman terselubung Beijing untuk membatasi ekspor logam mineral langka ke AS telah disebut oleh banyak orang sebagai salah satu “alternatif nuklir” China dalam konflik perdagangan dengan Washington.

Baca Juga: Dunia Maya Asia Pasifik, Paling Banyak Diserang Amerika dan China!

AS bergantung pada Cina untuk sekitar 80 persen dari pasokan mineral langkanya. Logam dapat digunakan dalam segala hal, mulai dari mesin mobil listrik dan elektronik hingga penyulingan minyak. Mereka juga penting dalam hal keamanan nasional AS, karena digunakan dalam banyak sistem pertahanan senjata utama.

Washington dilaporkan telah mulai menjajaki peluang untuk membeli logam mineral langka dari negara-negara Afrika, tetapi mereka tidak dapat menyediakan kapasitas sebanyak yang Tiongkok bisa. Persediaan Beijing dilaporkan berjumlah sekitar 30 persen dari total dunia, dan negara tersebut telah mendominasi rantai pasokan global karena mampu memproduksi lebih dari 80 persen di antaranya.

Logam mineral langka merupakan satu kelompok dari 17 unsur kimia, yaitu gadolinium, holmium, disprosium, europium, ytterbium, lutetium, neodymium, praseodymium, promethium, samarium, terbium, thulium, cerium, erbium, skandium, yttrium dan lanthanum. Secara teknis mereka memang tidak jarang tetapi sangat sulit ditemukan dalam konsentrasi besar, dan sulit untuk diproses karena bijihnya kerap kali mengandung bahan radioaktif yang terkandung secara alami.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: